Abstrak
Emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan
merasakan, misalnya merasa sedih, kesal,
jengkel, marah, senang, tegang, dsb. Motivasi adalah kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak hingga mencapai tujuan tertentu. Emosi dan
motivasi diatur dan dipengaruhi oleh tiga bagian otak, yaitu korteks serebri,
sistem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan dalam
pembentukan emosi dan motivasi. Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang
ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah,
kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi
rendah – disebabkan karena defek neurotransmiter di sistem limbik yang
merupakan tempat pembentukan pertama emosi.
Kata
kunci: emosi dan motivasi, korteks serebri, sistem limbik,
hipotalmus, depresi
Abstract
Emotion is a psychological aspet relating to feeling and
feel, such as feeling sad, upset, irritated, angry, happy, tense, and so on.
Motivation is the internal condotion that raises us to act to achieve certain
goals. Emotion and motivation regulated and influenced by three parts of the
brain, they are cerebral cortex, limbic sytem and hypothalamus. In addition,
memory alson has a role in the formation of emotion and motivation. Depression
is one of the emotional disdorder characterized by sadness, loss of interest or
pleasure, feelings of guilt, difficulty concentrating, distrubed sleep,
appetite changes and low enery – caused by a defect of neurotransmitters in the
linbic system which is the first place the formation of emotions.
Keywords: emotion and motivation,
cerebral cortex, limbic sytem, hypothalamus, depression
Pendahuluan
Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan sedih,
senang, khawatir, takut, dsb. Perasaan-perasaan tersebut merupakan bentuk dari
emosi. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan
dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Dengan
demikian ada hubungan yang sangat erat antara emosi dan motivasi. Emosi dan
motivasi dapat terbentuk karena ada mekanisme khusus dalam otak manusia. Tiga
bagian otak manusia yang berperan penting dalam emosi dan motivasi adalah korteks
serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki pranan
dalam pembentukan emosi dan motivasi.
Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai
dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan
berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah. Depresi
diakibatkan oleh defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan tempat
pertama kali terbentuknya emosi. Melalui makalah kali ini, mahasiswa FK Ukrida
dituntut untuk dapat mengetahui struktur yang mempengaruhi motivasi dan emosi,
mekanisme terbentuknya emosi dan motivasi, serta hubungan memori dengan
mitivasi dan emosi.
Pembahasan
1.
Emosi dan Motivasi
Emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan
perasaan dan merasakan, misalnya merasa
sedih, kesal, jengkel, marah, senang, tegang, dsb.1 Menurut Hillman
dan Drever, emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan
perubahan fisik dari karakter yang luas (dalam bernafas, denyut nadi, produksi
kelenjar, dsb) dan dari sudut mental. Emosi ditandai dengan adanya perasaan
yang kuat dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari
suatu tingkah laku. Dengan demikian, ada hubungan yang erat antara emosi dan
motivasi, dimana emosi merupakan sarana untuk mengkomunikasikan motivasi.2
Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu,
dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Selain itu, motivasi
juga dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri
seseorang yang diindikasikan dengaan adanya hasrat dan minat untuk melakukan
kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan.3
2.
Struktur yang Mempengaruhi Emosi dan Motivasi
Dalam pembentukan emosi dan motivasi, ada tiga struktur
yang mempengaruhinya. Ketiga struktur itu adalah korteks serebri, sitem limbik
dan hipotalamus. Bukti menunjukkan bahwa sistem limbik berperan sentral dalam
semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah tertentu di dalam sistem limbik
manusia menimbulkan berbagai sensasi yang diutarakan sebagai rasa senang,
kepuasan, atau kenikmatan di suatu daerah serta keputusasaan, keketakutan, atau
kecemasan di bagian lain. Hipotalamus sendiri bertanggung jawab terhadap berbagai respons
yang sesuai untuk menyertai keadaan emosional tertentu. 4
Contoh keterkaitan ketiga hal ini dapat dilihat dari
contoh berikut ini: hipotalamus yang merupakan pengatur lingkungan internal
akan mencetuskan respon untuk meningkatkan pembentukan panas (dengan
menggigil), saat tubuh merasakan dingin. Sementara itu, korteks serebrum akan mengambil
peran untuk memotivasi diri agar secara sadar memakai baju yang lebih hangat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotalamus – yang merupakan bagian
dari sistem limbik, bersama dengan korteks akan mengontrol emosi dan perilaku
yang dimotivasi.4 Dibawah ini akan
dibahas ketiga struktur tersebut baik secara mikro maupun makro.
2.1 Korteks
Serebri
2.1.1
Serebrum, Hemisfer, dan Korteks Serebri
Wilayah terbesar dari otak adalah serebrum. Disinilah
terdapat pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik.
Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan proses penalaran, ingatan, dan
intelejensia berada pada wilayah otak ini. Serebrum
tersusun dari dua hemisfer serebral, yaitu hemisfer kanan dan hemiser kiri.
Bagian luar hemisfer serebri terdiri atas subtansia grisea yang disebut sebagai
korteks serebri. Sementara itu, dibagia bawahnya adalah nukleus basal yang
terdiri atas substansia. Hemisfer
kanan dan kiri dibagi oleh suatu lekuk yang disebut dengan fisura
longitudinalis serebri. Sementara, korpus kalosum adalah suatu pita serabut
lebar yang mengubungkan kedua hemisfer tersebut.5 Secara umum, hemisfer kanan mengontrol sisi tubuh
kiri dan hemisfer kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
Secara histologi serebrum terdiri atas enam lapisan yang
batasannya tidak jelas. Yaitu: lapisan molekular, lapisan granular luar,
lapisan sel-sel piramid, lapisan granular dalam, lapisan piramid atau
ganglioner, dan laporan sel-sel multiform atau polimorf. Sementara itu, sel-sel
yang terdapat di serebrum ada empat macam, yaitu: sel piramid, sel granuler,
sel horizontal, dan sel martinotti. Sel piramid merupakan salah satu neuron
golgi tipe I yang memiliki akson panjang.
Korteks serebri adalah bagian otak yang paling maju dan
bertanggung jawab untuk memahami lingkungan dan memulai pikiran dan perilaku
yang berorientasi tujuan. Seperti yang telah disebutka sebelumnya, korteks
serebri terdiri atas substansia grisea karena lebih banyaknya badan sel saraf
dibandingkan dengan akson neuron.6 Korteks
serebri ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak
teratur, dan dengan demikian akan menambah daerah permukaan korteks serebi
sampai tiga kali lipat.7
Korteks serebri dibagi menjadi beberapa daerah, sebagian
memiliki fungsi motorik dan sebagiannya lagi mempunyai fungsi sensorik. Daerah
motorik terletak persisi di depan sulkus sentralis dan memanjang terus hingga
sulkus lateralis. Daerah motorik merupakan awal jalur motorik yang
mengendalikan gerakan pada sisi lain tubuh. Sementara itu, korteks sentralis
terletak persis dibelakang sulkus senralis.7
2.1.2
Lobus-Lobus Korteks8
Pada masing-masing hemisfer serebral, tedapat celah yang
membagi korteks ke dalam empat daerah atau lobus yang berbeda. Lobus-lobus
tersebut adalah lobus oksipital, lobus parietal, lobus frontal, dan lobus
temporal. Lobus oksipital terletak di bagian belakang bawah ootak. Bagian ini
antara lain mengandung korteks visual (akan dibahas dibawah), tempat dimana
sinyal-sinyal visual diproses.
Lobus yang kedua adalah lobus parietal, terletak di
bagian paling atas otak. Lobus pariental mengandung korteks somatosensorik
(akan dibahas dibawah), yang berfungsi menerima informasi mengenai tekanan,
sakit, sentuhan, dan temperatur. Lobus berikutnya adalah lobus temporal yang
terletak di bagian tepi otak, diatas telinga, dan dibelakang pelipis. Lobus ini
mengandung korteks auditori, dan dibagian kiri dari lobus temporal disebut area
Wernicke.
Lobus terkahir adalah lobus frontal. Sesuai dengan
namanya, lobus ini terletak di bagian depan otak, di bawah tulang tengkorak pada
area kening. Pada lobus ini terdapat korteks motorik yang memberi perintah
kepada otot tubuh untuk menghasilkan gerakan volunter. Pada sisi kiri lobus
frontal terdapat area yang disebut dengan area Broca. Area Broca berperan dalam
kemampuan berbicara. Lobus frontal berperan dalam ingatan jangka pendek dan
emosi serta kemampuan intelektual.
2.1.3
Area Fungsional Korteks Cerebri 9
Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah
diketahui memiliki fungsi yang spesifik. Area fungsional korteks serebri
meliputi area motorik, area sensorik, dan area asosiasi atau sekunder yang
berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi
tingkat tinggi.
Area motorik terdiri dari korteks motorik primer, korteks
pramotorik atau korteks premotorik, dan area broca. Korteks motorik primer
terdapat dalam girus presentralis (area brodmann 4). Neuron piramidalis pada
korteks motorik primer mengendalikan
kontraksi volunter otot rangka. Korteks pramotorik atau korteks premotorik
terletak tepat di sisi anterior girus presental. Neuron ekstrapiramidal
mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang, seperti mengetik
(area brodmann 6). Terakhir adalah area broca yang terletak di sisi anterior
korteks premotorik pada tepi bawahnya (area brodmann 44 dan 45). Area ini
mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya kiri) dan dihubungkan
dengan kemampuan bicara.
Area sensorik terdiri dari korteks sensorik primer
(korteks somatosensorik primer), area visual primer, area auditori primer, area
olfaktori primer, dan area pengecap primer (gustatori). Korteks sensorik primer
(korteks somatosensorik primer) terletak dalam girus postsentral (area brodmann
1-3). Disini, neuron menerima informasi sensorik umum yang berkaitan dengan
nyeri, tekanan, suhu, sentuhan dan proprioresepsi dari tubuh.
Area visual primer terletak pada ujung lobus oksipitalis
(area brodmann 18 dan 19) tepatnya pada gyrus lingualis, yang memiliki fungsi
untuk menrima informasi dari retina mata. Area auditori primer terletak pada
tepi superior lobus temporal (area brodmann 41 dan 42), untuk menerima impuls
saraf yang berkaitan dengan pendengaran.
Area olfaktori primer terletak pada daerah yang disebut
lobus piriformis, dan memiliki fungsi untuk mengenali adanya rangsang bau.
Nervus olfactorius menyalurkan rangsangan ke korteks olfaktorik untuk kemudian
dihubungkan ke sistem limbik untuk menjelaskan kenapa bau-baunya bisa
menimbulkan emosi. Terkahir adalah area pengecap primer atau biasa disebut
korteks gustatorik. Area ini terletak dalam lobus parinetal dekat bagian
inferior girus postsentral (area brodmann 43), yang terlibat dalam prespsi
rasa.
Area fungsional yang terakhir adalah area asosiasi yang
telah dipetakan dalam sistem yang disebut klasifikasi Brodmann atau area
Brodmann, yang akan lebih dijelaskan pada pembahasan setelah ini. Namun
sebelumnya, kita dapat melihat letak dari area-area fungsional diatas pada
gambar dibawah ini.
Area
|
Nama
|
Fungsi
|
1,2,3
|
Korteks
parietalis area somestetik primer (somatosensorik)
|
Sensasi
umum: nyeri, suhu, raba, tekan dan proprioseptor
|
4
|
Korteks
frontalis merupakan area motorik primer
|
Gerakan-gerakan
volunter
|
5,7
|
Asosiasi
somestetik
|
Menerima
dan mengintegrasi berbagai modalitas sensorik: kualitas, bentuk, tekstur,
berat dan suhu.
|
6
|
Korteks
pramotorik
|
Gerakan
terlatih: menulis, mengemudi, atau mengetik
|
8
|
Lapang
pandang frontal
|
Mendeteksi
gerakan volunter dan divisiasi konjugat dari mata dan kepala
|
9,12
|
Korteks
prafrontalis
|
Kegiatan
intelektual kompleks, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi
warna
|
17
|
Korteks
penglihatan primer
|
Membuat
informasi penglihatan menjadi berarti. Refleks gerakan mata ketika memandang
atau mengikuti sesuatu
|
18,19
|
Korteks
visual primer dan asosiasi visual
|
Area
penerimaan visual
|
22
|
Korteks
pendengaran primer
|
Penerima
suara dan daerah penerimaan pendengaran
|
39
|
Pusat
persepsi visio-lesik
|
Pengenalan
dna pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis atau
isyarat visual
|
41,42
|
Area Wenicke
|
Pusat
presepsi auditoro-lesik, yaitu pengertian dan pengenalan bahasa lisan
(verbal). Daerah interprestasi pendengaran
|
44,45
|
Area Broca
|
Pelaksanaan
motorik berbicara
|
Jaringan saraf terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Neuron adalah unit utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setiap neuron memiliki fungsi untuk menerima rangsangan yang datang dan mengirimkan rangsangan ke sraf lain maupun ke otot. Neuron terdiri dari dendrit, badan sel, dan akson. Dendrit adalah bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf lain atau bekerja sebagai reseptor. Badan sel memiliki fungsi untuk menyampaikan sinyal rangsangan ke akson. Sementara itu, akson adalah perluasan memanjang tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel.6
2.1.4
Area Brodmann
Pada tahun 1909, Korbinian Brodmann – seorang ahli
neurologis Jerman, membagi korteks serebri menjadi 47 area. Dengan demikian,
saat ini kita telah dapat mengetahui beberapa daerah tertentu dari korteks
serebri yang memiliki fungsi spesifik.5 Pembagian
area atau daerah dapat dilihat melalui gambar di bawah ini. Sementara itu,
untuk fungsi dari masing-masing area dapat dilihat dalam tabel.
Tabel 1. Fungsi Area Brodmann5
2.2 Sistem Limbik
Istilah limbik (limbus) berarti “batas” atau “tepi”.
Lokasi dari sistem limbik adalah di bagian medial hemisperium serebri dan dalam
diencephalon. Struktur sistem limbik terdiri dari subkorteks dan juga korteks. Struktur
kortikal utama adalah girus singuli (kingulata) dan girus parahipokampus dan hipokampus.
Sementara itu bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus olfaktorius, dan
septum. Dalam beberapa buku, hipotalamus dan bagian-bagian talamus disertakan
dalam sistem limbik karena memiliki hubungan fungsional yang erat.5
Hipokampus merupakan area penting yang secara tradisional
diklasifikasikan sebagai “limbik”. Struktur ini membandingkan informasi
sensorik dengan apa yang telah otk ekspetasikan mengenai lingkungannya.
Hipokampus juga disebut sebagai “pintu gerbang menuju ingatan”. Hipokampus memungkinkan
kita membentuk ingatan-ingatan baru mengenai fakta-fakta dan kejadian-kejadian
– jenis informasi yang kita perlukan untuk mengenali sekuntum bunga,
menyampaikan sebuah cerita, dsb.8
Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan: (1)
suatu pendirian atau respons emsional yang mengarahkan pada tingkah laku
individu, (2) suatu respon sadar terhadap lingkungan, (3) memberdayakan fungsi
intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan memfungsikan batang
otak secara otomatis untuk merespon keadaan, (4) memfasilitasi penyimpanan
suatu memori dan menggali kembali simpanan memori yang diperlukan, dan (5)
merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut,
marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual.5
Sistem limbik memiliki hubungan timbal balik dengan
banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkat integrasi termasuk
neokorteks, hipotalamus, dan RAS (reticular
activating system) dari batang otak. Gangguan presepsi, terutama dalam
mengingat kembali, krisis emosional dan gangguan hubungan dengan orang lain dan
dengan objek, diperkirakan berhubungan dengan struktur limbik.5
2.3 Hipotalamus
Struktur diensefalon terletak dalam di antara hemisfer
serebri. Diensefalon mencangkup talamus, hipotalamus, dan ganglia basalis.6 Pada pembahasan kali ini, kita akan lebih
membahas hal yang terkait dengan hipotalamus. Hipotalamus
adalah kumpulan nukleus spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah
thalamus. Daerah ini merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi homeostatik (kestabilan lingkungan internal)
dan berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf otonom dan sistem
endokrin.4
Struktur hipotalamus pada bagian anterior adalah subtansi
abu-abu (substansi grisea) yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan
persilangan pada saraf optik. Bagian tengah hipotalamus terdiri dari
infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar
hipofisis.9
Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas
sistem saraf ototnom yang melakukan fungsi vegetatif, seperti pengaruh
frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, rasa
haus, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. Selain itu, hipotalamus juga
berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan,
dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau
inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem
endokrin.9
3.
Saraf
Sinaps adalah titik kontak antara neuron satu dengan
neuron lainnya. Sinaps ada yang sinaps kimiawi dan sinaps listrik. Dalam satu
sinaps terdisi atas unsur presinaptik (prasinaps) dan unsur postsinaps (pascasinaps).
Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmiter (zat kimia) dilepas dari terminal
akson presinaptik (parasinaps), mengalir menyebrangi celah sinaptik dan melekat
pada resptor membran postsinaps (pascasinaps). Fungsi dari neurotransmiter
adalah sebagai “pengantar pesan”.9
Melalui efek yang ditimbulkan pada jaringan saraf
tertentu, neurotransmiter dapat mempengaruhi suasana hati, ingatan, dan
kesejahteran. Ada ratusan zat yang dikenal atau diduga sebagai neurotransmiter
dan jumlah ini terus bertambah. Dari sekian banyak neurotransmiter, ada
beberapa yang dapat mempengaruhi emosi dan motivasi, diantaranya adalah
serotonergik, norepinefrinergik, epinefrin, histaminergik, dopaminergik,
asetikolin, dan peptida opioid.8
Serotonergik diproyeksikan ke hipotalamus dan sistem
limbik. Serotonin sendiri memiliki fungsi eksitasi sekresi prolaktin,
menghambat transmisi jaras nyeri di akar belakang, mempengaruhi neuron yang
berkaitan dengan tidur, nafsu makan, persepsi sensoris, pengaturan suhu, dan
suasana hati. Norepinefrinergik mempengaruhi neuron yang dapat mempercapat
detak jantung dan menurunkan aktivitas usus ketika berada dalam kondisi stres,
serta neuron-neuron yang terlibat daam aktivitas belajar, ingatan, mimpi,
terjaga, dan emosi.8
Epinefrin diproyeksikan ke hipotalamus, talamus,
periaquaeduktus, dan medula spinalis. Histaminergik diduga ada hubungan dengan
regulasi sekresi hormon hipofisis (keadaan jaga, tekanan darah, minum, ambang
nyeri, perilaku seksual). Doraminergik banyak terdapat di midbrain. Asetikolon
mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan aksi otot, fungsi kognitif, ingatan
dan emosi. Peptida opioid diduga memiliki fungsi untuk menahan rasa nyeri.
4.
Memori
Ingatan atau memori adalah penyimpanan informasi
sepanjang waktu. Ingatan adalah pusat bagi kehidupan mental dan pemrosesan
informasi. Dua sistem penting dalam ingatan ialah ingatan jangka pendek dan
ingatan jangka panjang. Struktur otak yang berperan dalam memori adalah
hipokampus dan amigdala, selain itu hipotalamus juga berperan dalam hal ini.10
Ingatan jangka
pendek (short-term memory) adalah
sistem ingatan berkapasitas terbatas, tempat informsi disimpan selama 30 detik,
kecuali bila informasi tersebut diulang lagi, sehingga dapat disimpan lebih
lama. Informasi mungkin masuk ingatan jangka pendek dari sensory registers (pusat penampungan kesan-kesan sensoris – korteks
sensoris) atau di ingatan jangka panjang (long
term memory). Sering kedua hal itu terjadi bersamaan.10
Ingatan jangka panjang (longterm memory) adalah sistem ingatan yang relatif menetap,
tempat menyimpan sejumlah besar informasi untuk jangka waktu lama. Ingatan
jangka panjang diperkirakan mempunyai daya tampung yang tidak terbatas, baik
dari segi jumlah informasi yang dapat disimpan maupun lama waktu informasi
tersebut akan disimpan. Kita mungkin pernah lupa suatu informasi, tapi
sebaliknya kita kehilangan kemampuan untuk menemukan informasi tersebut.11
5.
Hubungan Memori dengan Motivasi dan Emosi11
Untuk lebih mudah memahami mengenai hubungan memori
dengan motivasi dan emosi, kita bisa melihat contoh kejadian dibawah ini. Ketika
kita melihat seekor burung merpati (dalam hal ini kita belum menyadari bahwa
itu adalah burung merpati), sensory
register – korteks sensoris kita
mentransfer informasi tersebut ke dalam ingatan jangka pendek. Kemudian secara
tidak sadar kita mungkin mencari ke dalam ingatan jangka panjang tentang burung
tersebut dan dilanjutkan dengan proses identifikasi. Dari proses identifikasi
ini, kita mengetahui bahwa binatang tersebut adalah burung merpati.
Bersamaan dengan pengenalan objek sebagai burung merpati,
akan datang informasi lain yang lebih banyak tentang burung merpati.
Informasi-informasi tersebut bisa meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
pengalaman, visual, hingga perasaan atau emosi yang berkaitan dengan burun
merpati. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa setelah melalui beberapa
tahap, ingatan atau memori kita berhubungan dengan emosi – baik emosi sedih,
senang, dsb.
6.
Mekanisme Terbentuknya Emosi dan Motivasi
Stimulus yang diterima
akan dikirimkan ke dalam daerah asosiasi dari korteks serebri tertentu melalui
sinaps-sinaps saraf aferen (saraf sensorik). Setelah sampai di korteks serebri,
stimulus yang diterima akan diteruskan ke sistem limbik. Disistem limbik,
informasi dari stimulus akan diproses melalui memori jangka pendek dan memori
jangka panjang. Pada sistem limbik ini juga, emosi pertama kali terbentuk.
Setelah itu, untuk bisa “mengekspresikan” emosi yang tercipta, dibutuhkan peran
hipotalamus.
Hipotalamus akan
mengeluarkan respon yang sesuai dengan informasi dan emosi yang ada.
Respon-respon yang diciptakan oleh hipotalamus terdiri dari respon somatik
(respon yang berhubungan dengan tubuh), respon otonom (respon yang berhubungan
dengan organ viseral), respon endokrin, dan respon imun.
Untuk lebih
memahami mekanisme ini, kita akan melihat contoh berikut ini: seorang perempuan
melihat orang yang dia sukai – dengan demikian ia menerima impuls visual yang
kemudian akan dikirimkan ke korteks serebri terutama ke area visual primer yang
terletak pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19 - gyrus
lingualis). Dari sana informasi akan diteruskan ke sistem limbik. Di sistem
limbik, terjadi proses mengingat yang diawali dengan ingatan jangka pendek yang
dihubungkan dengan ingatan jangka panjang. Dari ingatan atau memori tersebut,
informasi tentang orang yang dia sukai akan bertambah.
Selanjutnya, akan
mulai muncul emosi yang menyertai informasi tersebut. Emosi yang muncul adalah
perasaan senang yang kemudian dikirimkan ke hipotalamus. Hipotalamus akan
“mengekspresikan” rasa senang tersebut lewat beberapa respon. Misalnya saja
dari respon somatik, tubuh perempuan tersebut akan berjalan mendekati orang
yang dia sukai. Respon secara otonom, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga
wajah memerah, dan respon-respon lain yang menyertai.
7.
Depresi
Depresi adalah salah satu jenis gangguan emosi yang
ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah,
kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi
rendah. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan
besar dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan tanggung jawab sehari-hari.
Pada kasus yang parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri.
Lebih lengkapnya, depresi memiliki ciri-ciri psikologik,
misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan,
putus asa, dan penyesalan yang patologis. Sementara ciri-ciri somatik misalnya
anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, dsb. Berdasarkan hal-hal
tersebut, kita dapat melihat bahwa orang yang menderita depresi aktifitas
fisiknya dapat menurun (berpikir lambat, semangat dan minat hilang, dsb).12
8.
Pembahasan Kasus
Pada PBL kali ini kami mendapat kasus mengenai seorang
ibu yang datang membawa anaknya perempuan berusia 17 tahun. Ibunya mengeluh
anaknya sudah hampir sebulan terakhir sering melamun. Ibunya juga mengakui
bahwa anaknya baru diputus hubungan oleh pacarnya. Dokter melakukan pemeriksaan
fisik dan menyampaikan bahwa anak tersebut sehat fisiknya namun menderita
depresi.
Berdasarkan apa yang telah kita bahas diatas, depresi
merupakan salah satu jenis gangguan emosi yang dapat mempengaruhi kondisi
seseorang. Depresi sendiri berkaitan dengan defek (kekurangan) neurotransmiter
di sistem limbik. Seperti yang kita tahu, sistem limbik merupakan tempat
pertama terjadinya emosi, sehingga apabila terjadi defek neurotransmiter
disana, maka akan terjadi gangguan pada emosi seseorang.
Diatas telah disebutkan neurotransmiter apa saja yang
berpengaruh pada emosi seseorang. Misalnya saja serotonergik yang memiliki
fungsi mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan suasana hati, norepinefrinergik
dan asetikolin mempengaruhi neuron yang terlibat dalam aktivitas ingatan – emosi.8 Apabila terjadi defek
neurotransmiter-neurotransmiter tersebut maka fungsi-fungsi yang mereka miliki
pun tidak dapat muncul.
Semua obat antidepresan efektif meningkatkan ketersediaan
berbagai neurotransmiter. Salah satu contohnya adalah obat prozac yang dapat menghambat penyerapan kembali serotonin yang
telah dilepaskan, sehingga aktivitas serotonin di sinaps memanjang. Serotonin
dan norepinefrin sendiri adalah pembawa pesan sinaps di daerah limbik otak yang
terlibat dalam kesenangan dan motivasi.4
Kesimpulan
Hipotesis pada kasus kali ini adalah: “depresi
dipengaruhi oleh emosi dan motivasi”. Berdasarkan materi diatas, kita dapat
melihat bahwa depresi berkaitan erat dengan motivasi dan emosi. Orang yang
mengalami depresi berarti mengalami gangguan emosi yang disebabkan oleh
defek neurotransmiter di sistem limbik.
Dengan demikian, hipotesis yang telah disusun dapat dibenarkan.
Daftar
Pustaka
1.
Gunarsa SD. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung
Mulia; 2008.
2.
Hude MD. Emosi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.
3.
Efendi F, Nursalam. Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Salemba; 2008.
4.
Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
5.
Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008.
6.
Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
7.
Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005
8.
Wade C, Tavris C. Psikologi. Ed 9. Jakarta: Erlangga.
9.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk
pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
10.
Santrock JW. Adolecence Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga; 2003.
11.
Djiwandon SEW. Psikologi Pendidikan (Rev-2). Jakarta:
Grasindo.
12.
Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2004.
DAPATKAN UANG
DENGAN KERJA ONLINE
Kunjungi: Money4visits
Thx for your visits :)