Pages - Menu

Senin, 31 Desember 2012

PBL Blok 3: Pembelahan Sel pada Petumbuhan dan Pekembangan Tubuh Manusia


Abstrak
Tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terlepas dari proses pembelahan sel. Sel sendiri adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh), sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin). Pada mitosis terdapat siklus sel yang terdiri dari empat fase. Tiga fase pertama merupakan interfase (G1, S, G2 – G0) dan fase yang keempat adalah fase mitosis (profase, metafase, anafase, dan telofase). Sementara itu, fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I (profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang terakhir adalah meiosis II (profase II, matafase II, anafase II, dan telofase II).
Kata kunci: mitosis, meiosis

Abstract
The human body growth and development are inseparable from the process of cell division. Cell itself is a structural and functional unit o life from the smallest body. According to its nature and location of the divisin, cell division is divided into two, there are mitosis and meiosis. Mitosis is the divisin f somatic cells (body cells), while meiosis is the process of cell division of gametes (sex cells). In mitosis there is  cell cycle that consist of four phases. The first three phase are interphase (G1, S, G2  G0) and the gourth phase is the phase of mitosis (prophase, metaphase, anaphase, and telophase). Meanwhile, the phases of meiosis are: meiosis I (prophase I, metaphase I, anaphase I, and telophase I), intrkinase, and the last is meiosis II (prophase II, metaphase II, anaphase II, and telophase II).
Keywords: mitosis, meiosis

Pendahuluan
Kita semua tentu menyadari bahwa tubuh kita bertambah besar dan tinggi, beberapa bagian dari tubuh kita mengalami perubahan (misalnya rambut dan kuku yang bertambah panjang), selain itu kita juga mengalami proses kematangan sel kelamin. Hal-hal tersebut sering disebut dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tubuh manusia. Akan tetapi, mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mengapa rambut dan kuku kita bisa bertambah panjang? Mengapa tinggi badan kita berubah dari waktu ke waktu? Dan mengapa sel ovum dan sel sperma kita dapat mencapai kematangan?
Semua hal tersebut dapat terjadi karena adanya proses pembelahan sel. Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh), sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin). Baik fungsi, fase-fase, dan perbedaan dari kedua jenis pembelahan sel akan dibahas secara lengkap pada pembahasan dibawah ini. Diharapkan dengan adanya pembahasan ini, mahasiswa mampu mengetahui proses pembelahan sel yang terjadi pda tubuh manusia, mampu menjelaskan proses mitosis dan meiosis, serta dapat menjeaskan perbedaan proses mitosis dan meiosis.




Pembahasan
1.      Sel dan Pembelahan Sel
Sel adaah unit kehidupan strukural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Bisa dikatakan bahwa sel adalah fondasi dari suatu kehidupan. Sekelompok sel yang memiliki fungsi yang sama akan bergabung untuk membentuk jaringan. Jaringan-jaringan yang sama akan bergabung membangun suatu organ, dan kemudian organ-orang tersebut akan menyusun suatu individu.
Di dalam tubuh manusia terdapat miliaran sel. Jumlah sel dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh pembelahan sel dan kematian sel. Pada manusia, seluruh sel membelah untuk memperbanyak jumlahnya, kecuali pada sel testis dan ovarium.2 Melaui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya saja, bertambah tinggi, kuku dan rambut bertambah panjang, mencapai kematangan fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu, pembelahan sel juga memiliki peran dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak.
Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitsis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh), sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin) yang berupa sperma dan ovum.3 Kedua macam pembelahan tersebut memiiki fase-fase pembelahan meliputi profase, metafase, anafase, dan juga telofase.  

2.      Mitosis
Mitosis dapat diartikan sebagai pembelahan normal sel tubuh (sel somatis) untuk membentuk sel anakan yang masing-masing mempunyai komplemen kromosom yang sama dengan sel orangtua.4 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa proses pembelahan mitosis terjadi pada kebanyakan sel tubuh. Dalam mitosis, satu sel induk (sel yang membelah) akan menghasilkan dua sel anakan (turunan) yang secara genetik identik.3 Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan tersebut juga diploid (2n).
Pembelahan mitosis pada makhluk hidup bersel banyak seperti pada manusia bertujuan agar terjadi proses pertumbuhan pada tubuh manusia serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Dengan pembelahan mitosis, seseorang dapat bertambah tinggi, kuku-kuku jari mereka bertambah panjang, rambut mereka juga bertambah panjang, dll. Apabila kulit manusia terluka, maka sel-sel pada jaringan yang terluka itu akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
2.1  Siklus Sel
Siklus sel mengacu pada kejadian-kejadian dalam rentang kehidupan sel di periode antara waktu sel tersebut terbentuk melalui pembelahan sel sampai waktu permulaan pembelahan sel berikutnya.1 Siklus sel terdiri dari empat fase (Gbr. 1), yaitu tiga fase pertama merupakan interfase (sebagian besar sel menghabiskan waktunya pada fase ini) dan fase yang keempat adalah fase mitosis (fase ini sangat singkat).5


Gambar 1. Siklus Sel5
Interfase sendiri masih terdiri dari tiga tahap standar yaitu G1, S, dan G2 (G0 adalah tahap keempatnya). Sama halnya dengan interfase, mitosis pun masih terbagi lagi dalam beberapa tahapan. Namun untuk mitosis terdapat empat tahapan, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Durasi untuk tiap-tiap fase atau tahapan tersebut bervariasi, tergantung pada jenis selnya. Misalnya saja sel darah merah mengalami sikus se selama 120 hari, ini jauh berbeda dengan sel sumsum tulang yang hanya mengalami siklus sel selama 10-18 jam.2
2.2  Fase Interfase


Sel dikatakan berada pada tahap interfase apabila sedang tidak aktif membelah. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat 3 tahap standar pada interfase. Ketiga tahap standar itu adalah G1, S, dan G2. Tahap keempat pada interfase disebut dengan tahap G0, yang mengacu pada tahap istirahat khusus.6 Secara keseluruhan, bentuk sel yang berada pada fase interfasi dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Interfase1

Fase G1 (gap 1) adalah tahap persiapan sel untuk melakukan replikasi DNA dengan mensintesis protein baru dan mengaktifkan komponen sitoskeleton (mikrotubulus, filament intermediet, dan mikrofilamen).6 Secara metabolik dapat dikatakan bahwa sel sangat aktif karena semua komponen sel disintesis dan sel tumbuh dengan cepat. Perlu diingat bahwa pada tahap ini, di dalam nucleus setiap kromosom merupakan dobel heliks DNA tunggal yang belum tereplikasi.1 Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa DNA yang ada masih berjumlah 1 salinan (1c) dan diploid (2n).
Fase S (sintesis) merupakan tahap dimana sel mulai melakukan replikasi (duplikasi) DNA. Dengan demikian, pada setiap kromosom akan berisi dua dobel heliks DNA identik yang disebut kromatid, menyatu pada sentromer.1 Dapat disimpulkan bahwa hasil dari tahapan ini adalah terbentuknya 2 salinan DNA yang diploid (2c, 2n).
Fase G2 (gap 2) merupakan periode yang dapat dikatakan sangat penting dalam metabolisme dan pertumbuhan sel sebelum mengalami mitosis. Karena pada tahap ini, sel memiliki kesempatan kedua untuk mengentikan tahap siklus sel apabila terjadi kesalahan dalam replikasi DNA, dengan melakukan perbaikan atau pemberian rangsangan untuk mengalami apoptosis (kematian sel terprogram).6 Pada fase ini, dapat dilihat bahwa kromosom belum mengalami penebalan dan masih dalam bentuk panjang, sementara sentriol mulai membelah dan spindel yang dihasilkan dari mikrotubulus mulai terbentuk untuk persiapan pembelahan.1 Tahapan terakhir yang masih tergolong dari tahap interfase adalah G0. Tahapan ini dapat disebut sebagai tahap istirahat. Apabila sel mendapat rangsangan untuk melewati tahap G0, sel tersebut akan maju ke tahap lain, bila tidak demikian, maka sel akan tetap berada pada tahap G0.6
2.3  Fase Mitosis
Fase mitosis (M), adalah tahap pembelahan sel yang membutuhkan proses yang jauh lebih singkat daripada interfase.6 Waktu yang diperlukan pada fase M ini adalah sekitar 30 menit hingga 1 jam.7 Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, fase M terbagi kembali kedalam empat fase. Keempat fase tersebut adalah profase, metafase, anafase, dan profase.
2.3.1        Profase
Pada tahap awal profase, kromsom yang sebelumnya telah bereplikasi akan berkondensasi (menjadi lebih pendek dan lebih tebal dengan cara penggulungan serat DNA) menjadi dua kromatid yang bergabung pada sentromer.2 Dengan menebalnya kromosom, maka kromosom menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi mudah terlihat di mikroskop. Kemudian, pasangan sentriol akan berpisah dan mulai bergerk ke sisi nukleus yang berlawanan, dan apabila telah sampai di sisi nukleus, sentriol akan membentuk benang-benang spindel.1 Untuk mempermudah, mari kita lihat gambar 3.

Gambar 3. Tahap Awal Profase1
           
Selanjutnya adalah tahap akhir profase, dimana nukleolus melebur dan membran nukleus menghilang, sehingga memungkinkan benang-benang spindel memasuki nukleus. Mikrotubulus yang muncul dari kinektokor  (bagian kromosom yang merupakan tempat pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti – struktur pada sentromer), dapat berinteraksi dengan benang spindel.1

Gambar 4. Tahap Akhir Profase1

2.3.2        Metafase
Metafase adalah tahap dimana kromosom yang secara jelas tampak menjadi dua set pasangan berada di tengah-tengah sel (bidang ekuator).6 Sentromer pada semua kromosom akan saling berikatan dengan benang spindel untuk kemudian ditarik ke masing-masing kutub. Kinektokor memisah dan kromatid mulai bergerak menjauh.1 Gambaran mengenai tahap metafase dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Metafase1




2.3.3        Anafase
Anafase adalah tahap dimana mikrotubulus mulai menarik pasangan kromosom agar terpisah (menuju salah satu kutub sentriol dan kutub sentriol yang lainnya).6 Pergerakan ini dapat terjadi karena pemendekan dan pemanjangan mikrotubulus yang membentuk spindel.2 Akhir anafase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap yang berkumpul pada kedua kutub sel.1

Gambar 6. Anafase1

2.3.4        Telofase
Pada tahap telofase, pada ujung-unjung sel terdapat masing-masing satu set kromosom lengkap.2 Kromosom mulai merenggang dan kembali menjadi masa kromatin. Dengan demikian, dua nukleus kembali terbentuk, diikuti dengan melebur dan terurainya kromosom serta terbentuknya membran nukleus dan terbentuknya kembali nukleolus. Pada akhirnya, sel akan mengalami sitokinesis yaitu pembelahan sitoplasma. Pembelahan sitoplasma berada tepat di pertengah masa kromosom, lalu berlanjut di sekitar sel hingga akhirnya membelah sel tersebut menjadi dua sel terpisah.
            
Gambar 7. Telofase2

3.      Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin (sel telur dan sperma).1 Berbeda dengan mitosis, jumlah kromosom sel hasil pembelahan adalah setengah dari sel induknya (n = haploid). Pembelahan meiosis ini memiliki tujuan untuk menghasilkan sel telur maupun sel sperma yang matang.
Meiosis melibatkan replikasi DNA dalam sel serta diikuti dua kali pembelahan sel (meiosis I dan meiosis II). Nantinya, akan terbentuk empat sel anakan yang masing-masing memiliki 23 kromosom. Pada pria, keempat sel anak aan hidup dan berdiferensiasi menjadi sperma matang. Sementara pada wanita, hanya akan ada satu sel anakan yang hidup dan menjadi sel telur yang matang. Apabila sel sperma dan sel telur bertemu, maka akan dihasilkan embrio dengan kromosom total 46 (23 pasang kromosom).6
Fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I (profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang terakhir adalah meiosi II (profase II, matafase II, anafase II, dan telofase II). Fase-fase tersebut sedikit berbeda dari fase-fase pada pembelahan mitosis.



3.1  Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk melakuan pembelahan. Sama seperti pada interfase mitosis, persiapan yng dimaksud adalah proses sintesis protein dan replikasi DNA. DNA akan direplikasi dari satu salinan menjadi dua salinan. Sel yang akan membelah mereplikasi DNA di setiap kromosomnya sehingga terbentuk dua kromatid yang bergabung pada sentromer (kromosom homolog).1,2

Gambar 8. Interfase Meiosis1

3.2  Meiosis I
3.2.1        Profase I8
Tahap profase I adalah tahap yang cukup panjang karena masih dibagi menjadi lima sub tahapan, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis. Leptoten adalah tahap dimana kromatin menjadi kromosom yang mengalami kondensasi dan terlihat sebagai benang tunggal yang panjang. Pada tahap zigoten, kromosom homolog akan saling berdekatan dan berpasangan atau sering disebut “melakukan sinapsis”.
            Di tahapan pakiten, tiap kromosom akan melakukan replikasi menjadi dua kromatid dengan sentromer yang masih tetap menyatu. Tiap kromosom yang berpasangan mengandung empat kromatid disebut dengan tetrad atau bivalen. Selanjutnya adalah tahap diploten dimana kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat kromosom homolog saing menjauh, terjadi pelekatan berbentuk X di tempat tertetu pada kromosom yang disebut kiasma (jamak: kiasmata). Kiasma adalah bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom homolognya. Selain itu, kiasma juga merupakan tempat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over). Melalui pindah silang itulah tercipta keanekaragaan makhluk hidup.
            Tahapan terkahir adalah diakinesis. Pada tahapan ini akan terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan dua sentriol kearah kutub yang berlawanan. Tahapn diakinesis ini diakhiri dengan menghilangnya nukleolus dan hancurnya selaput inti serta tetrad yang mulai bergerak ke bidang ekuator. 


Gambar 9. Profase I (Diakinesis)1

3.2.2        Metafase I1
Tertad atau bivalen kromosom berada pada bidang ekuator. Kedua kromatid dalam satu kromosom pada setiap pasangan kromosom homolog menghadap ke kutub sel yang sama, sehingga sisanya menghadap ke kutub yang berlawanan. Benang-benang spindel melekat pada sentromer setiap kromosom. Pada tahap ini, terdapat perbedaan dengan pembelahan mitosis. Untuk metafase I, sentromer tidak mengalami pembelahan.

Gambar 10. Metafase I1

3.2.3        Anafase I1,8
Pada anafase I, setiap kromosom yang homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel menuju ke kutub yang berlawanan arah. Dengan demikian, didapati bahwa satu kelompok kromosom haploid (n) telah tersusun disetiap kutub. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari anafase yaitu untuk membagi isi kromosom diplod menjadi haploid.

Gambar 11. Anafase I1

3.2.4        Telofase I1
Pada dasarnya tahapan ini sama seperti telofase mitosis. Seperti dalam pembelahan itosis, tefase membalik peristiwa yang terjadi daam profase. Kromosom akan melebur, membrane nukleus akan terbentuk begitu juga dengan nucleolus, benang spindel pun akan terurai. Pada akhirnya sitokinesis akan terjadi dan kedua sel akan terpisah.

3.3  Interkinesis8
Interkinesis adalah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap ini tetap terjadi sintesis protein namun tidak terjadi replikasi DNA. Perlu diingat kembali bahwa hasil dari pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid (n) namun masih berisi sepasang kromatid yang mengartikan bahwa kandungan DNAnya masih rangkat (2c). oleh karena itu, akan dilakukan pembelahan meiosis II yang bertujuan unuk membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.

3.4  Meiosis II1
Pada meiosis II, terdapat empat tahap yang sama dengan meiosis I. Tahap yang pertama adalah profase I. Pada tahap ini peristiwa yang terjadi sama dengan peristiwa pada profase mitosis. Sentriol akan memisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan, dan mikrotubulus dari setiap sentromer melekat pada benang dari sentriol di kutub berlawanan.
Tahap yang kedua adalah metafase II. pada tahap ini, kromatid berbaris ada bidang ekuator sel. Kromatid yang ada tersusun berpasangan namun tidak lagi dalam bentuk tetrad melainkan disebut dengan dyad. Tahap berikutnya adalah anafase II, pada tahap ini sentromer membelah dan kromatid terpisah menjadi kromosom. Berbeda dengan pembelahan mitsis, kromatid yang terpisah tidak identik secara genetic akibat persilangan atau kombinasi ulang. Pada akhirnya, sel akan memasuki tahapan akhir yang disebut telofase II. Di telofase II, membrane nukleus terbentuk kembali, kromosom melebur, dan terjadi sitokinesis. Sel yang dihasilkan akan bersifat haploid.



Gambar 14. Meiosis II1




4.      Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Tabel 1. Perbedaan Mitosis dan Meiosis2
Sifat
Mitsosis
Meiosis
Jumlah pembelahan inti
Satu
Dua
Jumlah total sel saat selesai pembelahan
Dua
Empat
Jumlah kromosom (n)
2n dengan jumlah kromosom sama seperti sel induk (manusia 46)
1n dengan jumlah kromosom setengah dari sel induk (manusia 23)
Jenis sel
Sel tubuh (sel somatik)
Sel kelamin (sel gamet)
Kejadian pada manusia
Seumur hidup
Setelah pubertas
Fungsi
Pemeliharaan dan perbaikan sel, pertumbuhan, dan menghasilkan sel-sel yang secara genetik identik
Produksi sel telur dan sl seperma, serta memungkinkan terjadi rekombinasi genetik

5.      Pembahasan Kasus
Kasus yang didapat pada kesempatan kali ini adalah sebagai berikut: pelajaran di sekolah hari ini tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tubuh manusia. Novi dan teman-temannya mendapat tugas untuk mengamati mengapa rambut, kuku dan bagian tubuh lainnya dapat mengalami pertubuhan dan perkembangan. Apakah hubungannya dengan proses pembelahan sel yang terjadi di dalam tubuh.
Pertama-tama kita harus mengerti bahwa unit terkecil dari penyusun tubuh manusia adalah sel. Pada diri tiap-tiap manusia terdapat miliaran sel yang jumlahnya diatur oleh pembelahan dan kematian sel. Melalui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertubuhan dan perkembangan. Misalnya saja kuku dan rambut yang bertambah panjang. Sebenarnya, selain mengambil andil dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh, pembelahan sel juga berperan dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak.
Berdasarkan sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Seluruh penjelasan mengenai pembelahan mitosis dan meiosis telah dibahas sebelumnya. Lewat mitosis dan meiosis inilah, tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. 

Kesimpulan
Sel adalah unit kehidupan strukural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Pada dasarnya, unit terkecil yang menyusun tubuh manusia adalah sel. Di dalam tubuh manusia terdapat miliaran sel dengan jumlah yang diatur oleh pembelahan sel dan kematian sel. Melaui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya saja, bertambah tinggi, kuku dan rambut bertambah panjang, mencapai kematangan fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu, pembelahan sel juga memiliki peran dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak.
Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis dapat diartikan sebagai pembelahan normal sel tubuh (sel somatis) untuk membentuk sel anakan yang masing-masing mempunyai komplemen kromosom yang sama dengan sel orangtua.4 Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan tersebut juga diploid (2n). Sementara itu meiosis adalah pembelahan sel yang terjad dalam pembentukan sel-sel kelamin (sel telur dan sperma).1 Berbeda dengan mitosis, jumlah kromosom sel hasil pembelahan adalah setengah dari sel induknya (n = haploid).
Pada mitosis terdapat siklus sel yang terdiri dari empat fase. Tiga fase pertama merupakan interfase (G1, S, G2 – G0) dan fase yang keempat adalah fase mitosis (profase, metafase, anafase, dan telofase). Sementara itu, fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I (profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang terakhir adalah meiosi II (profase II, matafase II, anafase II, dan telofase II).

Daftar Pustaka
1.      Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
2.      James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011.h 88-90.
3.      Kliegman B, Nelson A. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15 (1). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h 391.
4.      Dokter dan Ahli di WebMD. Kamus kedokteran webster’s new world. Edisi 3. Jakarta: PT Indeks; 2010.
5.      Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h 166-7.
6.      Corwin JE. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h 43-6.
7.      Otto SE. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.h 8.
8.      Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga;2009.h 111-2.

Tabulampot: Sekilas Tips Perawatan Tabulampot


Budidaya tanaman buah dan sayuran dalam pot (tabulampot) banyak disukai karena memiliki beberapa kelebihan / keuntungan terutama bagi penghobi tanaman buah yang tinggal di daerah perkotaan, diantaranya :

  1. Pemanfaatan lahan atau halaman sempit
  2. Mudah dipindah-pindah tanpa merusak tanaman
  3. Berfungsi sebagai tanaman hias
  4. Dapat diatur masa berbunga dan berbuah
Merawat tabulampot kadang membutuhkan seni tersendiri dan pemahaman lebih terhadap jenis tanaman, karena masing-masing tanaman memiliki karakteristik berbeda. Jadi perlakuannya juga berbeda
Pada kesempatan ini kami akan sampaikan  pengalaman berapa pengalaman yang selama ini yang mungkin sudah dipahami oleh sebagian besar petani di Indonesia.
Seperti kami sebutkan diatas, masing-masing tanaman memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi disetiap  jenis tanaman kami akan menyajikan tips tersendiri untuk masing-masing tanaman. Berikut kami  akan menyajikan tips perawatan tabulampot secara umum, bertanam sayuran  dengan mulsa  plastik,  perawatan, pemeliharan tanaman dan pengendalian hama pada tanaman buah dan sayuran. Bagi Anda yang ini memulai dapat melihat daftar tanaman yang telah ada pada kebun kamu, baik yang sudah berbuah maupun  yang masih dalam pembibitan. Mengenai harga dapat berubah sewaktu-waktu.
            Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mumulai Rumah Kebun adalah sbb:
1.    Media Tanam
Ada beberapa alternatif media tanam. Di  rumah kebun kami biasa menggunakan campuran tanah, pupuk kandang (kambing) dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Sekam padi gunanya lebih pada penggembur tanah, disamping kalau sudah hancur bisa jadi pupuk juga. Jadi kalau sekam tidak tersedia, campuran tanah dan pupuk saja juga bisa. Yang penting, media gembur atau bersifat forous.
2. Pemilihan
Pemilihan ukuran pot disesuaikan dengan ukuran bibit yang akan ditanam. Jika bibit masih berukuran kecil, gunakan pot kecil. Tujuannya adalah, disamping menyangkut estetika, penggunaan ukuran pot yang bertahap, nantinya akan memudahkan dalam penggantian media tanam. Maksudnya, pada saat media tanam sudah waktunya ditambah atau diganti, dapat dilakukan bersamaan dengan penggantian pot ke ukuran yang lebih besar.
3. Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan setiap hari kecuali media tanam masih basah. Penyiraman bisa pagi atau sore. Tapi sebaiknya, jika pagi (sebelum jam 8 pagi) ya pagi terus, kalau sore (setelah jam 4 sore) ya sore terus.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali, atau minimal dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Pakailah selalu pupuk organik. Gunakan pupuk kimia secara bijak. Artinya, penggunaan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan, seperti pada proses pembungaan/pembuahan yang memerlukan pupuk (unsur hara mineral makro) P dan K yang tinggi, serta pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Ca, Mg, Mn, Zn, Fe dll. Unsur Mg misalnya, sangat mempengaruhi pembentukan klorofil tanaman, sehingga fotosintesis berjalan optimal. Selain itu Mg juga berfungsi sebagai katalisator penyerapan unsur P dan K.
5. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk ; pembentukan tajuk baru, pemeliharaan, produksi dan peremajaan. Jadi dengan demikian, tanaman memerlukan beberapa tahap pemangkasan. Pada tanaman yang masih kecil, pemangkasan diperlukan untuk membentuk pencabangan. Pemangkasan pemeliharaan diantaranya memangkas cabang / tunas air dan cabang bagian dalam yang tidak terkena matahari langsung. Pemangkasan produksi diantaranya lebih berhubungan dengan tanaman yang memerlukan pemangkasan untuk merangsang pembungaan. Sementara pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua atau tanaman sudah terlalu besar untuk ukuran tabulampot.
6. Pembungaan/Pembuahan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang pembungaan, seperti pemupukan, stress air, pelukaan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Di Sri Wijaya Tani sebenarnya jarang dilakukan perlakuan untuk merangsang pembungaan karena hanya dengan pemupukan rutin pun seringkali sudah cukup. Namun jika memang diperlukan kami lebih memilih melakukan perlakuan pemupukan. Dan bahkan kami tidak merekomendasikan cara lain. Alasannya, cara-cara selain pemupukan memerlukan keterampilan lebih.
7.  Perlakuan pemupukan dilakukan dengan cara :
  1. Sebelum dilakukan perlakuan, minimal 1 bulan sebelumnya tanaman telah diberi asupan yang cukup berupa pupuk organik. Pupuk organik yang diberikan bisa berupa pupuk organik murni seperti pupuk kandang atau kompos, bisa juga pupuk organik buatan yang tersedia dipasaran.
  2. Pastikan tanaman telah cukup umur dan tanaman benar-benar dalam keadaan sehat yang ditandai dengan pencabagan merata, warna daun hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
  3. Pastikan juga tanaman tidak sedang berpucuk/berdaun muda.
Setelah syarat-syarat 1 sampai 3 dipenuhi, perlakuan pemupukan untuk merangsang pembungaan dapat dilakukan dengan cara :
  • Berikan pupuk (unsur hara mineral makro) dengan kandungan Fosfor dan Kalium yang tinggi.
  • Jika pupuk yang digunakan tidak mengandung unsur mineral mikro, tambahkan unsur hara mineral mikro seperti Ca, Mg, Zn, dan lain-lain sebagai pelengkap.
  • Jika tanaman sudah mengeluarkan bunga, berikan pupuk dengan kandungan K yang lebih tinggi.
  • Sampai buah matang, ulangi pemberian pupuk berkandungan K yang cukup. Dengan demikian akan diperoleh buah yang lebih besar dan manis.
8.   Pengendalian Hama
Untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit, dapat saja dilakukan penyemproran anti hama / penyakit secara rutin. Tapi gunakanlah anti hama / penyakit organik.
9.  Penempatan Tanaman
Tempatkan tanaman di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 8 jam per
hari.

Apakah anda memiliki pekarangan kecil di rumah, namun bingung hendak menanam apa ? Kami sarankan untuk  mencoba  bertanam sayur mayur di perkarangan Anda. Disamping membantu GO GREEN, (penghijauan),  bertanam sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur dan  terdapat keuntungan-keuntungan lainnya, adalah sbb :
  1. Salah satu bentuk penyaluran hobi,
  2. Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri.
  3. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin dan lebih banyak menggunakan pupuk organik.
  4. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai Alam, sebagai pembelajaran bagi anak-anak.
  5. Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik, menanam sayur mayur di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga,  bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar
 Ada beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam dipekarangan , antara lain ;

  1. Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat, buncis,kacang panjang, terong , mentimun , dan pare.
  2. Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis, kemangi, seledri, selada,  dan sawi.
  3. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya
  4. Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah, bit, bawang putih, bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih termasuk tanaman sayuran umbi .

Penanaman Vertikultura, Tanam secara Bertingkat
            Penanaman jenis ini sangat bermanfaat dan hemat jikalau kita hidup di daerah yang berpenduduk padat Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian, pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau beringkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim (khusunya sayuran) pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun menggunakan bangunan/tempat khusus atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi.



 Kelebihannya adalah:
Keuntungan Pertama, Lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Caranya yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada.  Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bambu. 
Keuntungan yang kedua adalah anti banjir, karena mudah dipindahkan, kalau kerangka bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir.
Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran. Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain 
seledri, 
selada, 
kangkung, 
bayam atau 
kemangi. 
Pohon cabai, 
tomat, atau 
terong, juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. 
Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.

TANAMAN BUAH

PENANGANAN BIBIT TANAMAN

Sebelum pemesanan bibit langkah awal menyiapkan terlebih dahulu media tanam berupa campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Jika tidak tersedia sekam padi, media tanam cukup berupa campuran tanah dan pupuk. Yang penting diperhatikan, media tanamnya harus gembur (porous) agar air siraman menyerap sempurna / mengalir lancar. Ukuran pot disesuaikan dengan ukuran tanaman. Dasar pot harus diberi lubang yang cukup agar tidak terjadi genangan air di pot dasar. Siram dengan air sampai media benar-benar basah.
Untuk sementara waktu letakan tanaman ditempat yang teduh/naungan (missal dibawah paranet atau dibawah pohon besar) sampai tanaman terlihat benar-benar segar (mungkin butuh waktu  beberapa hari atau minggu).
Setelah tanaman benar-benar segar dan sehat pindahkan ketempat dimana matahari cukup. Rata-rata tanaman membutuhkan sinar matahari minimal 6 – 8 jam per hari. Untuk selanjutnya tinggal perawatan rutin seperti ; Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali, atau minimal 2 kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau.
Saran : hindari pemakaian pupuk kimia. Gunakam selalu pupuk organic seperti pupuk kandang dan kompos. Gunakan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan.