Pages - Menu

Rabu, 26 Oktober 2011

CUACA


Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu, di wilayah yang relatif sempit serta pada jangka waktu yang relatif singkat. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dengan jangka waktu bisa hanya beberapa jam. Contohnya cuaca pada pukul 06.00 di Jakarta berbeda dengan cuaca pada pukul 13.00 di daerah Pucak.


UNSUR-UNSUR CUACA:
a.      Penyinaran matahari
Penyinaran matahari merupakan unsur cuaca yang penting. Akibat adanya radiasi matahari, permukaan bumi akan mengalami kenaikan suhu. Udara di atas permukaan bumi yang dilalui matahari tidak dapat menangkap panasnya sinar matahari. Lapisan atmosfer menjadi panas atau suhunya naik karena pantulan dari permukaan bumi yang telah disinari matahari. Panas dari permukaan bumi dirambatkan secara berangsur-angsur dari lapisan yang paling bawah ke lapisan di atasnya. Oleh karena itu, lapisan atmosfer yang paling bawah lebih panas daripada lapisan yang lebih tinggi.
Banyaknya panas matahri yang diterima permukaan bumi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu sebagai berikut.
  1. Lamanya penyinaran
  2. Kemiringan sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi.
  3. Keadaan awan
  4. Keadaan permukaan bumi itu sendiri

b.      Suhu Udara
Suhu udara merupakan ukuran untuk menyatakan keadaan panas atau dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan alat termometer. Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam 3 skala, yaitu Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Persebaran suhu udara di permukaan bumi berbeda-beda.
Karakteristik persebaran suhu udara adalah Persebaran secara horisontal (semakin ke kutub semakin dingin) dan Persebaran secara vertikal (semakin tinggi suatu tempat, suhu udara semakin dingin atau semakin rendah).
Persebaran itu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
  1. Relief Permukaan Bumi
  2. Banyak sedikitnya awan
  3. Macam bentang alam.
  4. Lama penyinaran matahari : penyinaran matahari yang panjang membuat peningkatan suhu.
  5. Sudut datang sinar matahari : jika arah sinar matahari semakin tegak dengan bidang horizontal permukaan bumi atau semakin kecil sudut datangnya, intensitas penyinaran matahari semakin tinggi.
Perubahan suhu berdasarkan berubahnya ketinggian dapat dihitung dengan rumus Mock seperti berikut:
ΔT = 0,006 . (X1 – X2) . 1°C
ΔT = Selisih suhu udara antara lokasi 1 dengan lokasi 2 (°C)
X1 = Tinggi tempat yang diketahui suhu udaranya (meter)
X2 = Tinggi tempat yang dicari suhu udaranya (meter)

c.       Angin
Angin merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar dengan permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara anatara satu tempat dan tempat lainnya.
Peristiwa bergeraknya udara dalam bentuk angin mirip dengan peristiwa bergeraknya air. Air akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah dan kecepatannya tergantung dengan ketinggian kedua tempat tersebut. Demikian juga angin.
Selain memiliki kecepatan, gerak angin juga memiliki arah. Arah gerakan tersebut selain dipengaruhi oleh perbedaan tekanan, dipengaruhi juga oleh gerakan rotasi bumi yang menghasilkan gaya coriolis dan gaya gesekan dengan permukaan bumi.
Gaya coriolis menyebabkan angin dibelokkan ke kanan untuk belahan bumi utara dan dibelikkan ke kiri untuk belahan bumi selatan. Gaya gesek mempengaruhi arah dan kecepan angin. Kecepatan angin semakin melemah akibat terhambat oleh gesekan dengan permukaan bumi.
Pergerakan angin dibedakan menjadi:
-          Angin umum: angin yang bergerak sepanjang tahun meliputi daerah yang luas.
-          Angin lokal: angin yang hanya bergerak di daerah tertentu dan dalam waktu tertentu.



d.      Keadaan awan
Awan adalah kumpulan patikel air yang tampak di atmosfer. Partikel air tersebut dapat berupa tetes air atau kristal es.
Jika digolongkan, awan dibagi dalam 10 jenis, yaitu sebagai berikut:
  1. Sirus
Awan sirus tersusun dari serat lembut dan halus, berwarna putuh mengkilap bagaikan sutra dan tanpa bayangan sendiri. Awan sirus tergolong dalam awan tinggi (di atas 6.000 meter). Terdiri atas kristal es.




  1. Sirocumulus

Awan ini menyerupai butir padi berwarna putih dan tanpa bayangan. Terdiri atas kristal es dan awan ini terbentuk dalam udara cerah. Awan Sirocumulus termasuk dalam kelompok awan tinggi.

  1. Sirostratus
Awan Sirostratus memiliki bentuk seperti tirai kelambu halus keputih-putihan. Awan ini menghasilkan gejala halo. Awam Sirostratus bila dilihat dilangit menyerupai tirai asap yang merata. Terdiri atas kristal es dan merupakan golongan awan tinggi.
  1. Altocumulus
Altocumulus berwarna putih kelabu dan terdiri atas unsur-unsur bulatan pipih. Awan ini menimbulkan virga dan presipitasi.
  1. Nimbostratus
Awan yang satu ini memliki bentuk yang seragam, luas, dan berwarna kelabu tua. Ketika berada dilangit, kita bisa melihat koyakan awan dibawahnya
  1. Strarocumulus
Berwarna kelabu dengan bagian yang lebih gelap. Strarocumulus merupakan awan rendah (0-2000 meter).
  1. Stratus
Stratus tampak seragam dan berwarna kelabu. Seperti halnya Sirostratus, awan ini menimbulkan gejala halo. Awan inilah yang memunculkan hujan dan gerimis. Awan ini tidak terbentuk dari kristal es.
  1. Cumulus
Begumpal, mampat, dan menjulang serta bagian atasnya seperti bunga kol. Bagian awan yang terkena sinar matahari berwarna putih cemerlang. Bagian dasarnya rata dan kelabu. Tumbuh dari arus konveksi. Terdiri atas tetesan air dan kristal es pada suhu 0°C. Awan Cumulus menghasilkan hujan besar yang mulai dan berhentinya secara mendadak, dan berlangsung dengan singkat
  1. Cumulonimbus
Awan ini terlihat mampat, tampak berat, dan menjulang tinggi sekali. Bagian bawah terlihat koyak dan sering tampak gelap. Terdiri atas tetes air dan kristal es pada bagian atasnya. Dapat menimbulkan hujan besar, mulai dan berhentinya mendadak, disertai kilat dan guntur, serta terkadang disertai butiran es.

e.       Kelembapan Udara
Udara mengandung uap air yang berasal dari berbagai tubuh air, baik air permukaan maupun air tanah. Semakin tinggi suhu udara, kandungan uap air semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa kelembapan udara juga semakin tinggi. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut hidrometer.
Kelembapan udara ada dua macam:
Ø  Kelembapan udara relatif
Merupakan perbandingan jumlah uap air dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
Ø  Kelembapan udara mutlak
Merupakan banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m3 udara.

f.       Curah Hujan
Hujan adalah jatuhnya air dalam bentuk cair maupun padat dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang besar peranannya bagi kehidupan karena hujan merupakan sumber asalh air tawar di permukaan bumi.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi berikut:
  1. Hujan Orografis : terjadi apabila udara yang mengandung uap air didorong oleh angin naik ke lereng gunung, yang semakin ke atas suhu semakin dingin. Kondisi ini menyebabkan uap air membentuk awan dan terkadilah kondensasi.
  2. Hujan Frontal : hujan yang terjadi di daerah front atau daerah yang terbntuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur (suhu).
  3. Hujan konvektif : terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari pada suatu massa udara sehingga massa udara tersebut memuai atau naik dan mengalami pengembunan.
  4. Hujan Konvergensi : akibat pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal sehingga udara tersebut naik.
Berikut ini adalah klasifikasi hujan berdasarkan ukuran butirnya:
  1. Hujan gerimis atau Drizzle : diameter hujan <0,5 mm
  2. Hujan Salju atau Snow : terdiri atas kristal es yang suhu udaranya <0°C
  3. Hutan batu es : merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya dibawah titik beku
  4. Hujan deras atau rain : diameter butirannya lebih kuran 7mm.

g.      Tekanan Udara
Tekanan udara merupakan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa udara dalam seriap satuan luas tertentu. Daerah yang menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik dengan tekanan udara rendah. Daerah yang mempunyai suhu rendah maka tekanan udaranya tinggi. Gerakan udara akan terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah kemudian terjadilah angin. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer.

ANEMIA


Anemia atau kurang darah karena kekurangan zat besi merupakan penyebab umum yang banyak ditemukan. Menurut data yang ada, anemia atau kurang darah merupakan masalah di Indonesia. Artinya, orang Indonesia masih banyak yang menderita anemia.
Mengapa kita perlu zat besi? Zat besi adalah mineral yang ada di dalam tubuh. Lebih kurang 70 persen zat besi dalam tubuh berada di dalam sel darah merah (hemoglobin) dan sebanyak 30 persen berada di dalam hati. Zat besi sangat dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah yang sehat, yang diperlukan untuk mengangkut (transpor) oksigen ke seluruh bagian tubuh dan zat besi juga dapat mencegah terjadinya infeksi dalam tubuh.
Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari batas normal. Batas Hb normal untuk remaja 120 gr per liter (WHO, 1995).
Mengapa cewek banyak menderita anemia?
Umumnya karena kandungan zat besi dalam menu makanan kita sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Zat besi yang banyak berasal dari makanan sumber hewani sangat jarang ada dalam menu sehari-hari, padahal zat besi dari sumber hewani lebih mudah diserap tubuh dan dapat membantu penyerapan zat besi yang berasal dari sumber nabati. Sedangkan makanan sumber nabati, walaupun kaya akan zat besi, tidak dapat diserap dengan baik dalam usus sehingga hanya sedikit sekali yang dapat digunakan dalam tubuh. Kebutuhan zat besi bagi remaja adalah 15 mg per hari.
Di samping itu, cewek mengeluarkan darah haid setiap bulan sehingga ikut pula terbuang sejumlah zat besi.
Makanan-makanan apa saja yang mengandung zat besi?
·         Sumber hewani: daging, unggas (ayam, bebek, burung), ikan, hati, dan organ-organ bagian dalam (jeroan). Makanan sumber hewani ini sangat mudah diserap tubuh.
·         Sumber nabati: sayur-sayuran hijau seperti kangkung, bayam, mengkudu, dan pecai; buah-buahan dan kacang-kacangan, serealia (beras, jagung, gandum). Sumber nabati ini sangat sedikit dapat diserap oleh tubuh. Untuk memperlancar penyerapan zat besi makanan sumber nabati ini, makanlah makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jambu biji, jeruk, apel, nanas, dan mangga.
Apa tanda-tanda dan gejala anemia?
Tanda-tanda fisik kalau seseorang kena anemia, antara lain, pucatnya kulit, bibir, lidah, kelopak mata bagian bawah, telapak tangan, dan kuku-kuku jari. Sedangkan gejala anemia antara lain mudah lelah, sulit tidur, lemah lesu, nafsu makan hilang atau berkurang, konsentrasi menurun, sakit kepala, dan mata berkunang-kunang kalau bangkit dari duduk.
Bagaimana cara mencegah dan mengobati anemia?
·         Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur. Cara ini dapat memberikan efek positif jangka panjang bagi status zat besi dalam tubuh.
·         Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.
·         Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi seperti cacing
·         Hindari minum teh, kopi, susu cokelat, setelah makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
·         Untuk pengobatan jangka pendek, minumlah pil penambah darah satu tablet seminggu sekali.

***

ABORSI

Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi kenyataannya terdapat 2,3 juta perempuan melakukan aborsi (Kompas, 3 Maret 2000). Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukum pun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion), yang mengakibatkan kematian. Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Artinya 1 dari 8 ibu meninggal akibat aborsi yang tidak aman.


1. Pengertian aborsi

Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara alami, tanpa intervensi tindakan medis, dan aborsi yang direncanakan dimana melalui tindakan medis dengan obat-obatan saja (jamu, dsb) atau tindakan bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina.  Penghentian kehamilan pada usia dimana janin sudah mampu hidup mandiri di luar rahim ibu (lebih dari 21 minggu usia kehamilan), bukan lagi tindakan aborsi tetapi pembunuhan janin atau infantisida.


2. Aborsi yang tidak aman

Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian.
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan resikonya.


3. Bagaimana Aborsi Yang Aman?

Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat dirasakan oleh perempuan yang bersangkutan. Tapi bila itu memang menjadi jalan yang terakhir, yang harus diperhatikan adalah persiapan secara fisik dan mental dan informasi yang cukup mengenai bagaimana agar aborsi bisa berlangsung aman.
Aborsi aman bila:
· Dilakukan oleh pekerja kesehatan (perawat, bidan, dokter) yang benar-benar
  terlatih dan berpengalaman melakukan aborsi
· Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak
· Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim
  harus steril atau tidak tercemar kuman dan bakteri
· Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali
  mendapat haid.


4. Resiko Aborsi

Aborsi memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia "tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang." Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1.    Risiko kesehatan dan keselamatan secara fisik: Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
a.    Kematian mendadak karena pendarahan hebat, pembiusan yang gagal.
b.    Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
c.    Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
d.    Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
e.    Kanker indung telur (Ovarian Cancer), kanker leher rahim (Cervical Cancer), Kanker hati (Liver Cancer)
f.     Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
g.    Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
h.    Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) dan infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
2.    Risiko gangguan psikologis
                  Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
                  Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai "Post-Abortion Syndrome" (Sindrom Paska Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam "Psychological Reactions Reported After Abortion" di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
                  Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut:
a.     Kehilangan harga diri (82%)
b.    Berteriak-teriak histeris (51 %)
c.    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d.    Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e.    Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f.      Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
g.    Dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

***


Cerpen : SELEPAS KAU PERGI



Mataku terus memandangi foto-foto yang sengaja kuletakkan di meja belajarku. Dua wajah tersenyum gembira memandangku dari dalam bingkai foto. Dua wajah itu adalah diriku dan Rio, pacarku. Sesekali aku menengadahkan kepalaku ke langit-langit, agar genangan air mataku tidak tertumpah di pipi. Sedih rasanya mengenang  dia yang telah lama berada jauh dariku.
Berkali-kali aku menarik nafas dalam, agar rasa rinduku padanya tidak menyiksa batinku. Aku menatap matanya yang membeku dalam bingkai foto kesayanganku. Pikiranku pun melayang kemasa-masa bahagia itu. Masa-masa dimana dirinya masih ada dekat denganku. Dan aku pun terbawa masuk ke peristiwa masa laluku…

Empat tahun yang lalu, di pagi hari yang cerah, aku datang ke sekolah baruku dengan perasaan sangat bahagia. Akhirnya aku memasuki masa SMA, masa dimana persahabatan dan cinta memenuhi hari-hariku. Ketika memasuki kelas baruku, aku melihat seorang laki-laki duduk di meja guru. Laki-laki itu sedang asyik memainkan gitarnya sambil bersenandung kecil.
Aku mengumpulkan seluruh keberanianku, untuk menyapanya dan berkenalan dengannya. Aku pun melangkah mendekati laki-laki itu. Perasaanku begitu berdebar-debar, tidak sanggup membayangkan bagaimana wajahnya. Apakah tampan? Apakah dia akan tersenyum padaku? Apakah matanya akan memandang mataku? Dan semua pertanyaan itu terjawab sudah.
Laki-laki itu berhenti memainkan gitarnya, kemudian menatapku dalam ketika aku selesai mengucapkan “hai” kepadanya. Matanya coklat berbinar, wajahnya penuh dengan ketenangan, dia sangat tampan, dan dia tersenyum hangat kepadaku. Aku bisa merasakan wajahku memerah seketika. Laki-laki itu menjawab sapaanku dengan suara yang sangat menghangatkan.
“Hai… aku Rio. Kamu kelasnya disini?”
Sepersekian detik, aku hanya terdiam, tidak mampu mengatakan apa-apa. Lalu aku mendengar suaraku berkata,
”Iya... kamu juga disini? Aku Vivi.”
Dan setelah kata-kata itu keluar, perasaanku jauh lebih baik. Dan kami pun melanjutkan perbincangan kami sampai bel masuk berbunyi. Rasanya kami cocok... aku merasa tenang disampingnya, dan aku tahu kalau dia juga punya perasaan yang sama, karena perbincangan kami masih berlanjut sejak saat itu.

Aku terbangun dari lamunan indahku, dan mendapati diriku sedang tersenyum bahagia. Senyum yang selama ini hanya bisa kudapati bila mengenang masa-masaku bersamanya. Angin kencang dan suara deburan ombak masuk ke dalam kamarku melalui pintu balkon yang terbuka. Aku beranjak dari meja belajarku ke balkon kamarku. Pemandangan laut lepas menyambutku hangat, bebatuan di bawah balkon menghentikan ombak yang saling bertabrakan.
Mataku memandang ke sekeliling. Suasana yang seperti inilah yang selalu menemani hari-hariku yang sepi. Langit yang mulai menghitam di siang hari itu, menandakan bahwa hujan akan segera turun. Dan semua hal itu membuatku kembali mengingat ketika diriku dan dirinya tengah asyik bermain di tepian pantai.

”Vi... coba deh kamu lihat karang yang ada disana...” Celetuk Rio ketika kami sedang berada di pantai dekat rumahku.
”Oh... karang itu...” Kataku santai sambil memandangnya.
”Kamu pernah ke karang itu?” Tanya ringan.
”Belum... tapi aku pingin banget ke sana...”
Sejenak kami hanya saling diam. Deburan ombak yang menabrak karang-karang membuat suara yang sangat riuh. Angin laut menerbangkan rambutku yang tengah terurai indah. Rio tidak memandangku sekalipun meski aku terus menerus memandangnya. Dia sibuk melihat keindahan laut yang selama ini dia rindukan.
Tiba-tiba Rio bangkit dari duduknya dan berdiri menghadapku. Matanya yang coklat memandang mataku yang hitam. Jantungku berdebar sangat kencang, hampir tidak dapat kukendalikan.
”Aku pasti akan jadi orang pertama yang bawa kamu ke karang itu...” Suara Rio mengatasi riuhnya deburan ombak.
Wajahku memerah bahagia. Rasanya sudah seperti berada di langit ke-7, begitu bahagia hidupku hari itu. Rio masih menatapku dengan tatapannya yang penuh arti. Aku pun masih menatapnya dengan tatapan resah dan malu-malu. Selama beberapa detik kami hanya saling bertatapan, tapi entah mengapa sepertinya tatapan kami begitu bermakna. Lalu Rio memberikanku senyum indahnya, dan kemudian menggenggam tanganku yang dingin. Lagi-lagi aku tersipu malu, grogi dengan apa yang baru saja terjadi...
”Ayo kita pulang, jangan lama-lama disini, nanti kamu sakit lagi...” Katanya seraya menarik tanganku.
Dan kami pun pulang dengan bergandengan tangan. Menyusuri pantai yang damai dan indah, disertai gemuruh ombak dan angin laut. Sepanjang perjalanan, kami hanya diam dan sesekali bertatapan kembali.

Angin mulai terasa dingin dan aku pun kembali ke masa kini. Aku memegang tanganku erat-erat, seakan masih bisa merasakan genggamannya di tanganku. Tapi kemudian aku tersadar bahwa tidak ada dia yang menggengam tanganku. Dan aku pun menyadari bahwa aku hanya sendirian di tempat ini.
Aku menengadah ke langit yang mulai tertutup awan hitam. Tiba-tiba aku mendengar handphone berdering nyaring. Tanganku merogoh saku celanaku dan menarik keluar handphone. Nama Rio muncul di layar handphoneku. Seperti biasanya, aku pun menjawab telephone darinya.
“Halo...” Suaraku memecah kesunyian.
“Halo Vi... gimana kabar kamu?” Suara Rio yang tidak asing kudengar mengisi telingaku.
”Aku baik kok. Kamu gimana?” Tanyaku dengan nada yang sedikit bahagia.
”Aku baik juga kok Vi. Kamu lagi dimana?”
”Hmm... aku ada di rumah sekarang. Rio, kapan kamu mau pulang ke Bali?”
“Pulang ke Bali?” Suara Rio mengecil.
“Iya... pulang ke Bali. Kamu kan janji mau pulang setelah 1 tahun ada di Jakarta..” Aku mulai tidak senang. Selama ini Rio selalu berkelit sedang sibuk jika aku menanyakan rencana kepulangannya. Dia tidak pernah mau menjawab kapan pastinya dia akan pulang dan menemaniku kembali di sini.
Rio diam tanpa kata. Keheningan di telephone membuatku semakin merasa tidak senang.
”Kamu nggak bisa pulang lagi?” Kataku tidak sabar.
”Vi... aku pingin banget pulang, tapi...”
”Tapi apa?” Aku memutus kata-katanya.
”Tapi aku nggak bisa.” Kata-kata Rio terdengar sendu dan memelas.
”Tapi kamu janji mau pulang satu tahun sekali?!”
”Iya... tapi kan aku masih harus kuliah... lagian aku masih sering telephone kamu...”
”Kuliah terus yang jadi alasan kamu! Kamu memang telephone aku, tapi itu nggak membantu sama sekali!” Amarahku meledak. Air mataku mulai menetes perlahan di pipiku dan bibirku bergetar menahan amarah yang sudah kupendam sejak dulu.
”Kenapa nggak membantu? Paling nggak kan kamu masih bisa tahu keadaan aku...” Rio berusaha menenangkanku dengan nada suaranya yang datar.
”Setiap kamu telephone aku, kita cuma bertengkar! Itu nggak membantu sama sekali Rio... kamu nggak pernah nunjukin ke aku bahwa kamu pasti pulang ke Bali! Kamu ninggalin aku!”
“Kita berantem karena kamu selalu nyuruh aku pulang!” Rio mulai naik pitam juga.
”Aku nyuruh kamu pulang karena aku nggak tahan kamu tinggal jauh-jauh kayak gini...” Kata-kataku mulai terbata-bata. Pipiku mulai panas karena rasa sedih dan amarah yang bercampur menjadi satu.
”Oh... jadi kamu nggak tahan aku tinggal pergi jauh?!” Nada suara Rio semakin meninggi.
“Kamu nggak pernah ngerti apa-apa tentang perasaan aku...” Aku mencoba menahan tangisanku. “Kamu nggak pernah sadarkan, kalau hampir tiap detik aku pingin kamu ada disini...” Aku menarik nafas dalam-dalam. “Kamu nggak ngertikan kalau aku sangat kehilangan kamu???” Tetesan air mata yang mulai deras semakin membasahi pipiku. “Kamu nggak tahu apa-apa kan?! Kamu nggak ngerti apa-apa?!” Tangisanku pecah dan tubuhku terduduk lesu di tepi balkon kamarku.
Aku sudah tidak bisa mengendalikan diriku. Aku terus menangis tanpa peduli apa yang Rio katakan padaku. Aku tidak peduli lagi dengan kata-kata penghiburan dan janji-janji palsu yang dikatakan padaku. aku sangat tidak peduli! Dengan cepat aku mematikan sambungan telephoneku dengannya, lalu menarik keluar baterai handphoneku dan membuangnya jauh-jauh dari hadapanku.
Ditengah isak tangisku yang memenuhi balkon kamarku, pikiranku mulai kembali ke hari itu... dan aku pun mulai berfikir, seandainya hari itu tidak pernah terjadi...

Sebuah surat beramplop warna biru tergeletak di atas tas punggungku. Aku mengambilnya sambil terus bertanya-tanya dari siapakah surat itu. Di amplop itu tertuliskan Dear, Viviani Terra Yunita, berarti itu untukku. Tanpa menunggu lama, aku segera membuka amplop itu. Secarik surat dengan kertas berwarna biru langit terlipat dengan indah dan rapih. Setelah kubuka, tulisan yang sama seperti yang ada di amplop menyambutku...

Dear, Viviani...
Vi,, lewat suarat ini, aku mau kamu tahu kalau aku sayang sama kamu... aku nggak pernah berani ngomong langsung tentang perasaanku ini ke kamu. Aku nggak pernah berani dan nggak akan pernah berani ngomong langsung ke kamu. Aku cuma takut kamu nggak punya perasaan yang sama kayak perasaanku.
Vi,,  aku pingin kamu mengisi hari-hariku. Aku pingin kamu ada disisiku lebih daripada sekedar teman dekatmu, lebih dari sekedar orang yang kamu anggap sebagai sahabatmu...
Aku nggak akan pernah mampu kehilangan kamu.. aku nggak akan pernah mampu menghentikan diriku mencintaimu.... Aku sayang kamu Viviani. Aku sangat sayang sama kamu.
Yang mau aku tanyaain, cuma apakah  kamu maukan jadi pacar aku??
Kamu bisa pikir-pikir dulu. Kalau kamu udah siap buat jawab, aku selalu ada menunggu kamu di meja nomor 4, di caffe sekolah kita...
With love,
                     Rio Ayistra Dewangga

Aku tidak mampu berkata apa-apa. Surat yang adalah surat cinta ternyata ditulis oleh Rio, orang yang selama ini aku suka. Tapi sejenak aku ragu akan perasaanku. Aku mulai berfikir ke depan tentang bagaimana bila aku melanjutkan hubunganku dengannya, ke tahap yang lebih dari sahabat. Aku berfikir bagaimana rekasi orangtuaku, teman-temanku, aku juga berfikir apakah menyandangan status pacaran membuatku tetap konsen belajar, dan pikiran-pikiran lain yang juga menghantuiku.
Setelah berfikir cukup lama, aku tidak menemukan halangan apa pun yang akan mempersulit hubungan kami, semua tanpak lancar-lancar saja. Orangtuaku tidak melarangku untuk berpacaran, teman-temanku tidak akan mencegahku melakukan apa yang membuatku bahagia. Tentang konsen dalam belajar, aku selalu bisa mengendalikan diriku untuk tetap fokus dalam pelajaran. Jadi, kuputuskan untuk menerima Rio sebagai pacarku. Dan sebenarnya memang itu yang aku ingini.
Aku berlari ke luar kelas dengan penuh semangat. Surat dari Rio masih ada ditanganku, melambai-lambai riang seiring dengan langkah kakiku. Sesekali aku mengucapkan permisi ketika segerombolan murid menutupi jalanku. Kadang ada bapak ibu guru yang harus aku beri salam ketika aku melewati mereka. Meskipun begitu, aku tidak sekalipun memperlambat lariku.
Pintu caffe sekolah mulai terlihat. Bergegas aku mempercepat langkahku, tapi sayang... bel sudah berbunyi nyaring tanda waktu istirahat telah selesai. Tepat dengan bunyi bel itu aku bertabrakan dengan Rio yang (juga dengan berlari) keluar dari pintu caffe. Kami berdua terjatuh di lantai sehingga menghalangi beberapa anak yang mau keluar dari caffe.
Sambil merintih kesakitan, aku mencoba berdiri. Rio yang tidak sengaja menabrakku sudah berdiri lebih dulu dan kemudian membantuku berdiri...
”Rio...” Kataku sambil terengah-engah.
”Bicaranya sambil jalan ke kelas aja. Udah bel nih...” Kata Rio datar sambil mengajaku berjalan di sampingnya.
”Rio..” Kataku lagi setelah beberapa langkah dari pintu caffe.
”Kenapa? Kamu mau jawab suratku?” Rio tampak sedikit malu-malu.
”Iya...” Aku memandang wajah Rio yang ternyata memerah.
”Oh... jawabannya apa?”
”Hmm... aku mau kok...” Kataku sambil terus berjalan ke depan.
”Beneran?” Tanya Rio masih tidak percaya dengan jawaban yang aku berikan.
”Iya..” Aku memandangnya sambil tersenyum ramah.
Tidak terasa kami sudah sampai ke kelas. Dengan cepat aku kembali ke tempat dudukku, dan Rio pun melakukan hal yang sama denganku...

Bukan tetesan air mata yang membuatku terbangun dari lamunanku kali ini dan menarikku kembali ke masa kini, tetesan hujanlah yang melakukannya. Hujan mulai turun rintik-rintik, membasahi lantai balkon yang mulai mendingin. Tapi aku masih belum mampu mengangkat diriku menjauh dari tetesan hujan yang semakin deras. Aku masih lemas dan tidak berdaya. Seluruh tenagaku rasanya sudah terkuras habis karena rasa rindu dan sakit di hatiku.
Isak tangis masih saja terdengar dari bibirku yang mulai membiru. Semua hal tentangnya membuatku merasa begitu kehilangan dan terluka. Aku masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya tidak lagi ada di dekatku. Aku memeluk diriku erat-erat, berusaha membangun semangat dan harapan bagi diriku, tapi semuanya itu terasa sia-sia. Entah mengapa, aku sudah tidak lagi mempercayai Rio, aku sudah tidak bisa mengharapkannya kembali. Aku sudah merasa putus asa dan hampa...
Angin terasa lebih dingin dari sebelumnya, gemuruh ombak pun semakin terdengar mengerikan. Mula-mula rambutku mulai basah, tapi kemudian bajuku dan celanaku basah terkena hujan. Aroma hujan yang basah mengingatkanku pada saat-saat dimana aku merasa kehilangan untuk yang pertama kalinya dalam hidupku ini...

            Hujan deras mengiringi perjalananku ke bandara. Air hujan menutupi kaca mobil yang kukendarai kali itu. Aku gemetar bukan karena kedinginan tapi karena ketakutan yang begitu hebat. Semalam aku menerima telephone dari Rio. Secara tiba-tiba dia memberitahuku bahwa dia akan segera berangkat ke Jakarta untuk berkuliah disana. Rasanya hancur seketika seluruh hatiku. Aku masih belum bisa menerima dirinya pergi dari hadapanku walau hanya sesaat. Semua ketakutan itu menghantuiku hingga saat ini, aku hanya berharap bahwa semuanya hanya tipuan semata.
            Beberapa menit kemudian aku sudah sampai di bandara yang kutuju. Aku keluar dari mobilku dan merasakan tetas hujan membasahi tubuhku. Aku membiarkan hujan membuat wajahku basah, agar air mata di pipiku bisa tersamarkan. Aku melangkah masuk ke bandara dengan langkah gontai.
”Vi..” Panggil Rio dari kejauhan.
            Aku mendekatinya, sambil sesekali mengusap air mataku. Bayang-banyang Rio di kejauhan membuatku semakin merasa kacau dan ketakutan. Aku benar-benar tidak ingin melepasnya pergi.
            “Vi...” Suara Rio terdengar dekat di telingaku.
            Aku tidak berani mengarahkan mataku untuk menatapnya. Yang aku lakukan hanya menunduk, memandangi koper-koper yang sudah disiapkannya. Memandang koper-koper itu membuatku semakin menyadari bahwa semua ini benar-benar terjadi, bukan sebuh tipuan! Aku semakin down, putus asa dan kehilangan semua keceriaanku selama ini.
            “Vi... aku pergi ya...” Katanya pelan sambil mengelus rambutku yang basah secara perlahan.
            Aku membenci saat-saat seperti ini. Aku benci dengan kata-kata perpisahan!
            ”Aku pergi ya... aku janji aku pasti pulang lagi ke sini.”
            Aku tidak mengatakan apa pun. Rasanya seperti Tuhan sedang mengeluarkan hatiku dari dalam tubuhku, sakit tak tertahankan... dan beberapa saat kemudian, aku merasa tangan Rio yang tadi membelai rambutku menghilang begitu saja. Aku mendengar langkah Rio menjauh dari diriku, diikuti lenyapnya koper-koper dari pandanganku..
Dia sudah pergi... dan aku hanya tertunduk sambil menangis, tanpa mampu memintanya tetap disini. Aku benar-benar tidak sanggup, sungguh tidak sanggup. Namun aku terus meyakinkan diriku bahwa seuatu saat Rio akan kembali untukku. Tidak akan lama semua perpisahan ini... aku yakin itu...

            Petir dan gemuruh mulai saling bersahutan. Hujan sudah mencapai batas keganasannya ketika aku mulai berhenti memikirkan semua kenanganku dengannya. Aku membawa diriku kembali ke dalam kamarku dalam keadaan sangat basah kuyup dan mata yang memerah karena terus meneteskan air mata.
Dengan perasaan kacau, aku terduduk di atas tempat tidurku. Hampa sudah hidupku dan selesailah sudah semua perasaan cintaku. Tercabik-cabik oleh jarak yang memisahkanku dengannya. Ingin rasanya aku bertahan dengan semua ini, tapi hati ini tidak pernah sanggup membendung rindu yang menggoreskan luka. Aku harus membuat keputusan...
            Aku melangkah ke sudut kamarku. Ada sebuah kotak kayu tua yang berisi semua kenanganku dengan Rio. Kunci kotak itu masih tergantung di gemboknya, selalu sedia kapan pun jika aku mau membukannya dan mengenang masa-masaku dengannya. Aku berjongkok untuk menggapai kunci itu dan secara perlahan aku membuka kotak tua itu.
            Lembaran-lembarar fotoku dan dia, tersimpan manis di dalamnya. Aku mengambilnya satu persatu... ada fotoku dan fotonya ketika hari ulangtahunku yang ke-16, foto kami ketika malam prom night, foto Rio ketika sedang bermain di pantai, foto kami ketika mengenakan seragam sekolah, dan foto-foto lain yang selalu membuatku teriangat akan masa-masa bahagiaku dengannya.
Sebuah kalung bertuliskan RIO-VIVI juga ada di dalamnnya. Kalung itu diberikan sebagai hadiah satu tahun hubungan kami. Selama ini aku tidak pernah memakainya karena talinya yang mulai usang dan rusak. Aku hanya takut kalau-kalau kalung itu jatuh di sebuah tempat dan hilang. Karena itulah aku hanya menyimpannya di dalam kotak tua ini.
Hadiah-hadiah darinya juga masih tersimpan dengan baik. Boneka beruang yang diberikannya ketika aku berulangtahun ke-16, baju couple yang dihadiakan padaku ketika hari valentine tiba. Miniatur kota bersaju di dalam gelas kaca sebagai oleh-oleh setelah dia berlibur ke Singapura selama 3 hari. Bunga mawar plastik yang dia berikan dua hari setelah kami jadian. Sebuah harmonika cantik sebagai hadiah ulangtahunku ke-17. Bahkan hadiah terakhir darinya, yaitu sebuah buku diary yang dia kirim dari Jakarta masih tersimpan rapih di kotak tua itu. Sebuah kotak musik yang cantik tergeletak di sudut peti. Kotak musik itu yang selama ini menemaniku ketika aku merasa sendirian. Aku mendapatkannya ketika kami sedang berjalan-jalan di toko, dan dia menawarkan untuk membelikan aku kotak musik itu.
Aku menghela nafas dalam-dalam. Semua barang yang ada di dalam kotak tua itu membuatku semakin merindukannya. Aku memang ingin mengenang masa-masa indahku bersamanya, tapi saat ini, bagiku mengenang semuanya itu hanya membuatku terluka semakin dalam.
Sejenak berfikir, aku pun segera beranjak ke meja belajarku, mengambil foto-fotoku yang kutaruh disana. Lalu dengan cepat kulemparkan ke dalam kotak tua itu. Kemudian aku membuka laciku dan mengambil surat-surat darinya bahkan surat cintaku darinya, lalu membuangnya ke dalam kotak tua. Tanpa membuang waktu, aku menutup lalu mengunci kotak kayu tua itu dan membuang kuncinya ke luar jendela. Lalu dengan sisa-sisa tenagaku, aku menggeret kotak tua itu ke balkon kamarku.
Tetesan hujan mulai membasahi kotak tua tersebut, tapi aku enggan memperdulikannya. Aku mengangkat kotak tua itu tinggi-tinggi, lalu melemparkannya ke bawah. Aku melihat bagaimana kotak itu jatuh ke bebatuan yang ada di bawah balkon dan pecah menjadi berkeping-keping. Semua isinya berantakan dan seketika menjadi basah. Aku memandangnya puas, seakan-akan aku telah melepaskan beban berat dari pundakku.
Semua lembaran fotoku dan dirinya, tertiup angin ke lautan, lalu hilang tenggelam di dalam air laut yang berwarna kelabu. Bingkai foto yang tadinya ada di meja belajarku, kini pecah berantakan dan foto yang didalamnya basah karena hujan. Semua hadiah yang dia berikan menjadi basah, kotor, dan akhirnya rusak. Bahkan kotak musik yang selama ini menjadi penghiburku pecah berkeping-keping.
            Aku kembali ke dalam kamarku, menutup pintu balkonku keras-keras. Dengan nafas lega dan ringan aku mengambil secarik kertas dan sebuah bolpoint. Lalu aku duduk di depan meja belajarku, dan mulai menulis...
           
Kututup kisah cintaku dengannya... Kusudahi semua rasa perih karena terpisah oleh jarak dengannya. Kini aku bersiap untuk memulai kembali kehidupanku yang baru. Kehidupan tanpa adanya Rio difikiran dan hatiku.... aku akan mencoba menghapusnya secara perlahan dari benakku, karena aku tahu sudah tidak akan ada lagi harapanku dengan dirinya...

-SELESAI-