Abstrak
Tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak terlepas dari proses pembelahan sel. Sel sendiri adalah
unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Menurut sifat dan
letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis
dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh),
sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin). Pada
mitosis terdapat siklus sel yang terdiri dari empat fase. Tiga fase pertama
merupakan interfase (G1, S, G2 – G0) dan fase
yang keempat adalah fase mitosis (profase, metafase, anafase, dan telofase).
Sementara itu, fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I
(profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang
terakhir adalah meiosis II (profase II, matafase II, anafase II, dan telofase
II).
Kata
kunci: mitosis,
meiosis
Abstract
The
human body growth and development are inseparable from the process of cell
division. Cell itself is a structural and functional unit o life from the
smallest body. According to its nature and location of the divisin, cell
division is divided into two, there are mitosis and meiosis. Mitosis is the
divisin f somatic cells (body cells), while meiosis is the process of cell
division of gametes (sex cells). In mitosis there is cell cycle that consist of four phases. The
first three phase are interphase (G1, S, G2
G0) and the gourth phase is the phase of mitosis (prophase, metaphase,
anaphase, and telophase). Meanwhile, the phases of meiosis are: meiosis I
(prophase I, metaphase I, anaphase I, and telophase I), intrkinase, and the
last is meiosis II (prophase II, metaphase II, anaphase II, and telophase II).
Keywords: mitosis, meiosis
Pendahuluan
Kita semua tentu
menyadari bahwa tubuh kita bertambah besar dan tinggi, beberapa bagian dari
tubuh kita mengalami perubahan (misalnya rambut dan kuku yang bertambah
panjang), selain itu kita juga mengalami proses kematangan sel kelamin. Hal-hal
tersebut sering disebut dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada
tubuh manusia. Akan tetapi, mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mengapa rambut
dan kuku kita bisa bertambah panjang? Mengapa tinggi badan kita berubah dari
waktu ke waktu? Dan mengapa sel ovum dan sel sperma kita dapat mencapai
kematangan?
Semua hal
tersebut dapat terjadi karena adanya proses pembelahan sel. Menurut sifat dan
letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis
dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh),
sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin). Baik
fungsi, fase-fase, dan perbedaan dari kedua jenis pembelahan sel akan dibahas
secara lengkap pada pembahasan dibawah ini. Diharapkan dengan adanya pembahasan
ini, mahasiswa mampu mengetahui proses pembelahan sel yang terjadi pda tubuh
manusia, mampu menjelaskan proses mitosis dan meiosis, serta dapat menjeaskan
perbedaan proses mitosis dan meiosis.
Pembahasan
1.
Sel dan
Pembelahan Sel
Sel adaah unit
kehidupan strukural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Bisa
dikatakan bahwa sel adalah fondasi dari suatu kehidupan. Sekelompok sel yang
memiliki fungsi yang sama akan bergabung untuk membentuk jaringan.
Jaringan-jaringan yang sama akan bergabung membangun suatu organ, dan kemudian
organ-orang tersebut akan menyusun suatu individu.
Di dalam tubuh
manusia terdapat miliaran sel. Jumlah sel dalam tubuh manusia tersebut diatur
oleh pembelahan sel dan kematian sel. Pada manusia, seluruh sel membelah untuk
memperbanyak jumlahnya, kecuali pada sel testis dan ovarium.2 Melaui
proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya saja, bertambah tinggi, kuku dan rambut bertambah
panjang, mencapai kematangan fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu, pembelahan
sel juga memiliki peran dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak.
Menurut sifat
dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu
mitosis dan meiosis. Mitsis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh),
sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin) yang berupa sperma
dan ovum.3 Kedua macam pembelahan tersebut memiiki fase-fase
pembelahan meliputi profase, metafase, anafase, dan juga telofase.
2.
Mitosis
Mitosis dapat
diartikan sebagai pembelahan normal sel tubuh (sel somatis) untuk membentuk sel
anakan yang masing-masing mempunyai komplemen kromosom yang sama dengan sel
orangtua.4 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa proses
pembelahan mitosis terjadi pada kebanyakan sel tubuh. Dalam mitosis, satu sel induk
(sel yang membelah) akan menghasilkan dua sel anakan (turunan) yang secara
genetik identik.3 Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid
(2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan tersebut juga diploid (2n).
Pembelahan
mitosis pada makhluk hidup bersel banyak seperti pada manusia bertujuan agar
terjadi proses pertumbuhan pada tubuh manusia serta untuk mengganti sel-sel
yang rusak. Dengan pembelahan mitosis, seseorang dapat bertambah tinggi,
kuku-kuku jari mereka bertambah panjang, rambut mereka juga bertambah panjang,
dll. Apabila kulit manusia terluka, maka sel-sel pada jaringan yang terluka itu
akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
2.1 Siklus Sel
Siklus sel
mengacu pada kejadian-kejadian dalam rentang kehidupan sel di periode antara
waktu sel tersebut terbentuk melalui pembelahan sel sampai waktu permulaan
pembelahan sel berikutnya.1 Siklus sel terdiri dari empat fase (Gbr.
1), yaitu tiga fase pertama merupakan interfase (sebagian besar sel
menghabiskan waktunya pada fase ini) dan fase yang keempat adalah fase mitosis
(fase ini sangat singkat).5
Gambar 1. Siklus
Sel5
Interfase sendiri
masih terdiri dari tiga tahap standar yaitu G1, S, dan G2 (G0
adalah tahap keempatnya). Sama halnya dengan interfase,
mitosis pun masih terbagi lagi dalam beberapa tahapan. Namun untuk mitosis
terdapat empat tahapan, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Durasi
untuk tiap-tiap fase atau tahapan tersebut bervariasi, tergantung pada jenis selnya.
Misalnya saja sel darah merah mengalami sikus se selama 120 hari, ini jauh
berbeda dengan sel sumsum tulang yang hanya mengalami siklus sel selama 10-18
jam.2
2.2 Fase Interfase
Sel
dikatakan berada pada tahap interfase apabila sedang tidak aktif membelah.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat 3 tahap standar pada
interfase. Ketiga tahap standar itu adalah G1, S, dan G2.
Tahap keempat pada interfase disebut dengan tahap G0, yang mengacu
pada tahap istirahat khusus.6 Secara keseluruhan, bentuk sel yang
berada pada fase interfasi dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2.
Interfase1
Fase G1
(gap 1) adalah tahap persiapan sel
untuk melakukan replikasi DNA dengan mensintesis protein baru dan mengaktifkan
komponen sitoskeleton (mikrotubulus, filament intermediet, dan mikrofilamen).6
Secara metabolik dapat dikatakan bahwa sel sangat aktif karena semua
komponen sel disintesis dan sel tumbuh dengan cepat. Perlu diingat bahwa pada
tahap ini, di dalam nucleus setiap kromosom merupakan dobel heliks DNA tunggal
yang belum tereplikasi.1 Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa DNA
yang ada masih berjumlah 1 salinan (1c) dan diploid (2n).
Fase S
(sintesis) merupakan tahap dimana sel mulai melakukan replikasi (duplikasi)
DNA. Dengan demikian, pada setiap kromosom akan berisi dua dobel heliks DNA
identik yang disebut kromatid, menyatu pada sentromer.1 Dapat
disimpulkan bahwa hasil dari tahapan ini adalah terbentuknya 2 salinan DNA yang
diploid (2c, 2n).
Fase G2 (gap 2) merupakan periode yang dapat
dikatakan sangat penting dalam metabolisme dan pertumbuhan sel sebelum
mengalami mitosis. Karena pada tahap ini, sel memiliki kesempatan kedua untuk
mengentikan tahap siklus sel apabila terjadi kesalahan dalam replikasi DNA, dengan
melakukan perbaikan atau pemberian rangsangan untuk mengalami apoptosis
(kematian sel terprogram).6 Pada fase ini, dapat dilihat bahwa
kromosom belum mengalami penebalan dan masih dalam bentuk panjang, sementara
sentriol mulai membelah dan spindel yang dihasilkan dari mikrotubulus mulai
terbentuk untuk persiapan pembelahan.1 Tahapan terakhir yang masih
tergolong dari tahap interfase adalah G0. Tahapan ini dapat disebut
sebagai tahap istirahat. Apabila sel mendapat rangsangan untuk melewati tahap G0,
sel tersebut akan maju ke tahap lain, bila tidak demikian, maka sel akan tetap
berada pada tahap G0.6
2.3 Fase Mitosis
Fase mitosis
(M), adalah tahap pembelahan sel yang membutuhkan proses yang jauh lebih
singkat daripada interfase.6 Waktu yang diperlukan pada fase M ini
adalah sekitar 30 menit hingga 1 jam.7 Seperti yang telah
disampaikan sebelumnya, fase M terbagi kembali kedalam empat fase. Keempat fase
tersebut adalah profase, metafase, anafase, dan profase.
2.3.1
Profase
Pada tahap awal
profase, kromsom yang sebelumnya telah bereplikasi akan berkondensasi (menjadi
lebih pendek dan lebih tebal dengan cara penggulungan serat DNA) menjadi dua kromatid
yang bergabung pada sentromer.2 Dengan menebalnya kromosom, maka
kromosom menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi mudah terlihat di
mikroskop. Kemudian, pasangan sentriol akan berpisah dan mulai bergerk ke sisi
nukleus yang berlawanan, dan apabila telah sampai di sisi nukleus, sentriol
akan membentuk benang-benang spindel.1 Untuk mempermudah, mari kita
lihat gambar 3.
Gambar 3. Tahap Awal Profase1
Selanjutnya
adalah tahap akhir profase, dimana nukleolus melebur dan membran nukleus
menghilang, sehingga memungkinkan benang-benang spindel memasuki nukleus. Mikrotubulus
yang muncul dari kinektokor (bagian kromosom yang merupakan tempat
pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti – struktur pada
sentromer), dapat berinteraksi dengan benang spindel.1
Gambar 4. Tahap
Akhir Profase1
2.3.2
Metafase
Metafase adalah
tahap dimana kromosom yang secara jelas tampak menjadi dua set pasangan berada
di tengah-tengah sel (bidang ekuator).6 Sentromer pada semua
kromosom akan saling berikatan dengan benang spindel untuk kemudian ditarik ke
masing-masing kutub. Kinektokor memisah dan kromatid mulai bergerak menjauh.1
Gambaran mengenai tahap metafase dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5.
Metafase1
2.3.3
Anafase
Anafase adalah
tahap dimana mikrotubulus mulai menarik pasangan kromosom agar terpisah (menuju
salah satu kutub sentriol dan kutub sentriol yang lainnya).6 Pergerakan
ini dapat terjadi karena pemendekan dan pemanjangan mikrotubulus yang membentuk
spindel.2 Akhir anafase ditandai dengan adanya dua set kromosom
lengkap yang berkumpul pada kedua kutub sel.1
Gambar 6.
Anafase1
2.3.4
Telofase
Pada tahap
telofase, pada ujung-unjung sel terdapat masing-masing satu set kromosom
lengkap.2 Kromosom mulai merenggang dan kembali menjadi masa
kromatin. Dengan demikian, dua nukleus kembali terbentuk, diikuti dengan
melebur dan terurainya kromosom serta terbentuknya membran nukleus dan
terbentuknya kembali nukleolus. Pada akhirnya, sel akan mengalami sitokinesis
yaitu pembelahan sitoplasma. Pembelahan sitoplasma berada tepat di pertengah
masa kromosom, lalu berlanjut di sekitar sel hingga akhirnya membelah sel
tersebut menjadi dua sel terpisah.
Gambar 7. Telofase2
3.
Meiosis
Meiosis adalah
pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin (sel telur dan
sperma).1 Berbeda dengan mitosis, jumlah kromosom sel hasil
pembelahan adalah setengah dari sel induknya (n = haploid). Pembelahan meiosis
ini memiliki tujuan untuk menghasilkan sel telur maupun sel sperma yang matang.
Meiosis
melibatkan replikasi DNA dalam sel serta diikuti dua kali pembelahan sel
(meiosis I dan meiosis II). Nantinya, akan terbentuk empat sel anakan yang
masing-masing memiliki 23 kromosom. Pada pria, keempat sel anak aan hidup dan
berdiferensiasi menjadi sperma matang. Sementara pada wanita, hanya akan ada
satu sel anakan yang hidup dan menjadi sel telur yang matang. Apabila sel sperma
dan sel telur bertemu, maka akan dihasilkan embrio dengan kromosom total 46 (23
pasang kromosom).6
Fase-fase
meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I (profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang terakhir adalah meiosi II
(profase II, matafase II, anafase II, dan telofase II). Fase-fase tersebut
sedikit berbeda dari fase-fase pada pembelahan mitosis.
3.1 Interfase
Pada interfase,
sel berada pada tahap persiapan untuk melakuan pembelahan. Sama seperti pada
interfase mitosis, persiapan yng dimaksud adalah proses sintesis protein dan
replikasi DNA. DNA akan direplikasi dari satu salinan menjadi dua salinan. Sel
yang akan membelah mereplikasi DNA di setiap kromosomnya sehingga terbentuk dua
kromatid yang bergabung pada sentromer (kromosom homolog).1,2
Gambar 8.
Interfase Meiosis1
3.2 Meiosis I
3.2.1
Profase
I8
Tahap profase I
adalah tahap yang cukup panjang karena masih dibagi menjadi lima sub tahapan, yaitu
leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis. Leptoten adalah tahap
dimana kromatin menjadi kromosom yang mengalami kondensasi dan terlihat sebagai
benang tunggal yang panjang. Pada tahap zigoten, kromosom homolog akan saling
berdekatan dan berpasangan atau sering disebut “melakukan sinapsis”.
Di
tahapan pakiten, tiap kromosom akan melakukan replikasi menjadi dua kromatid
dengan sentromer yang masih tetap menyatu. Tiap kromosom yang berpasangan
mengandung empat kromatid disebut dengan tetrad atau bivalen. Selanjutnya
adalah tahap diploten dimana kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat
kromosom homolog saing menjauh, terjadi pelekatan berbentuk X di tempat tertetu
pada kromosom yang disebut kiasma (jamak: kiasmata). Kiasma adalah bentuk
persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom
homolognya. Selain itu, kiasma juga merupakan tempat terjadinya peristiwa
pindah silang (crossing over).
Melalui pindah silang itulah tercipta keanekaragaan makhluk hidup.
Tahapan
terkahir adalah diakinesis. Pada tahapan ini akan terbentuk benang-benang
spindel dari pergerakan dua sentriol kearah kutub yang berlawanan. Tahapn
diakinesis ini diakhiri dengan menghilangnya nukleolus dan hancurnya selaput
inti serta tetrad yang mulai bergerak ke bidang ekuator.
Gambar 9. Profase I (Diakinesis)1
3.2.2
Metafase
I1
Tertad atau
bivalen kromosom berada pada bidang ekuator. Kedua kromatid dalam satu kromosom
pada setiap pasangan kromosom homolog menghadap ke kutub sel yang sama,
sehingga sisanya menghadap ke kutub yang berlawanan. Benang-benang spindel
melekat pada sentromer setiap kromosom. Pada tahap ini, terdapat perbedaan
dengan pembelahan mitosis. Untuk metafase I, sentromer tidak mengalami
pembelahan.
Gambar 10. Metafase I1
3.2.3
Anafase
I1,8
Pada anafase I,
setiap kromosom yang homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel
menuju ke kutub yang berlawanan arah. Dengan demikian, didapati bahwa satu
kelompok kromosom haploid (n) telah tersusun disetiap kutub. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan dari anafase yaitu untuk membagi isi kromosom diplod
menjadi haploid.
Gambar 11. Anafase I1
3.2.4
Telofase
I1
Pada dasarnya
tahapan ini sama seperti telofase mitosis. Seperti dalam pembelahan itosis,
tefase membalik peristiwa yang terjadi daam profase. Kromosom akan melebur,
membrane nukleus akan terbentuk begitu juga dengan nucleolus, benang spindel pun
akan terurai. Pada akhirnya sitokinesis akan terjadi dan kedua sel akan
terpisah.
3.3 Interkinesis8
Interkinesis
adalah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap ini tetap terjadi
sintesis protein namun tidak terjadi replikasi DNA. Perlu diingat kembali bahwa
hasil dari pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid (n)
namun masih berisi sepasang kromatid yang mengartikan bahwa kandungan DNAnya
masih rangkat (2c). oleh karena itu, akan dilakukan pembelahan meiosis II yang
bertujuan unuk membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.
3.4 Meiosis II1
Pada meiosis II,
terdapat empat tahap yang sama dengan meiosis I. Tahap yang pertama adalah
profase I. Pada tahap ini peristiwa yang terjadi sama dengan peristiwa pada
profase mitosis. Sentriol akan memisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan,
dan mikrotubulus dari setiap sentromer melekat pada benang dari sentriol di
kutub berlawanan.
Tahap yang kedua
adalah metafase II. pada tahap ini, kromatid berbaris ada bidang ekuator sel.
Kromatid yang ada tersusun berpasangan namun tidak lagi dalam bentuk tetrad
melainkan disebut dengan dyad. Tahap berikutnya adalah anafase II, pada tahap
ini sentromer membelah dan kromatid terpisah menjadi kromosom. Berbeda dengan
pembelahan mitsis, kromatid yang terpisah tidak identik secara genetic akibat
persilangan atau kombinasi ulang. Pada akhirnya, sel akan memasuki tahapan
akhir yang disebut telofase II. Di telofase II, membrane nukleus terbentuk
kembali, kromosom melebur, dan terjadi sitokinesis. Sel yang dihasilkan akan
bersifat haploid.
Gambar 14.
Meiosis II1
4.
Perbedaan
Mitosis dan Meiosis
Tabel 1. Perbedaan Mitosis dan Meiosis2
Sifat
|
Mitsosis
|
Meiosis
|
Jumlah pembelahan inti
|
Satu
|
Dua
|
Jumlah total sel saat selesai pembelahan
|
Dua
|
Empat
|
Jumlah kromosom (n)
|
2n dengan jumlah
kromosom sama seperti sel induk (manusia 46)
|
1n dengan jumlah kromosom setengah dari sel induk (manusia 23)
|
Jenis sel
|
Sel tubuh (sel somatik)
|
Sel kelamin (sel gamet)
|
Kejadian pada manusia
|
Seumur hidup
|
Setelah pubertas
|
Fungsi
|
Pemeliharaan dan perbaikan sel,
pertumbuhan, dan menghasilkan sel-sel yang secara genetik identik
|
Produksi sel telur dan
sl seperma, serta memungkinkan terjadi rekombinasi genetik
|
5.
Pembahasan
Kasus
Kasus yang didapat pada
kesempatan kali ini adalah sebagai berikut: pelajaran di sekolah hari ini
tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tubuh manusia.
Novi dan teman-temannya mendapat tugas untuk mengamati mengapa rambut, kuku dan
bagian tubuh lainnya dapat mengalami pertubuhan dan perkembangan. Apakah
hubungannya dengan proses pembelahan sel yang terjadi di dalam tubuh.
Pertama-tama kita harus
mengerti bahwa unit terkecil dari penyusun tubuh manusia adalah sel. Pada diri
tiap-tiap manusia terdapat miliaran sel yang jumlahnya diatur oleh pembelahan
dan kematian sel. Melalui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami
proses pertubuhan dan perkembangan. Misalnya saja kuku dan rambut yang
bertambah panjang. Sebenarnya, selain mengambil andil dalam pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, pembelahan sel juga berperan dalam memperbaiki
jaringan-jaringan yang rusak.
Berdasarkan
sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu
mitosis dan meiosis. Seluruh penjelasan mengenai pembelahan mitosis dan meiosis
telah dibahas sebelumnya. Lewat mitosis dan meiosis inilah, tubuh manusia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Kesimpulan
Sel adalah unit
kehidupan strukural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Pada
dasarnya, unit terkecil yang menyusun tubuh manusia adalah sel. Di dalam tubuh
manusia terdapat miliaran sel dengan jumlah yang diatur oleh pembelahan sel dan
kematian sel. Melaui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya saja, bertambah tinggi, kuku dan rambut
bertambah panjang, mencapai kematangan fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu,
pembelahan sel juga memiliki peran dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang
rusak.
Menurut sifat
dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu
mitosis dan meiosis. Mitosis dapat diartikan sebagai pembelahan normal sel
tubuh (sel somatis) untuk membentuk sel anakan yang masing-masing mempunyai
komplemen kromosom yang sama dengan sel orangtua.4 Jika sel induk
yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari
pembelahan tersebut juga diploid (2n). Sementara itu meiosis adalah pembelahan
sel yang terjad dalam pembentukan sel-sel kelamin (sel telur dan sperma).1
Berbeda dengan mitosis, jumlah kromosom sel hasil pembelahan adalah
setengah dari sel induknya (n = haploid).
Pada mitosis
terdapat siklus sel yang terdiri dari empat fase. Tiga fase pertama merupakan
interfase (G1, S, G2 – G0) dan fase yang
keempat adalah fase mitosis (profase, metafase, anafase, dan telofase).
Sementara itu, fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I
(profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang
terakhir adalah meiosi II (profase II, matafase II, anafase II, dan telofase
II).
Daftar
Pustaka
1. Sloane
E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
2. James
J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2011.h 88-90.
3. Kliegman
B, Nelson A. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15 (1). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h 391.
4. Dokter
dan Ahli di WebMD. Kamus kedokteran webster’s
new world. Edisi 3. Jakarta: PT Indeks; 2010.
5. Marks
DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h 166-7.
6. Corwin
JE. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h 43-6.
7. Otto
SE. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2005.h 8.
8. Aryulina
D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta:
Penerbit Erlangga;2009.h 111-2.