Bacaan : Kejadian 26: 1-31
Nats : Kej. 26: 12
” Anadene Romo Ishak nuli nyebar wiji ana ing tanah kono, oleh-olehhe ing taun itu uga nganti tikel seratus, margo diberkahi Sang Yehuwah"
Pendahuluan
Para sedereingkang dipuntresnani Gusti Yesus Kristus,
Kadospundi Tiang Ingkang Nandhur utawi nyebar, saged Ngunduh utawi panen. Menopo ingkang dipun tandur utawi dipus sebar?
Kitab Suci nyariosaken bilih Romo Ishak, saktunggaling piantun ingkang taat (utawi setio tuhu) dateng kersanipun Gusti Allah); Romo Ishak purun nglampahi dawuhipun Gusti, nemahi sukses utawi berhasil ingkang ngidap-idapi. Kito sami inggih nggadahi utawi kagungan pangajeng-ajeng berhasil utawi sukses wonteng ing sawetahipun gesang. Sok sinten kemawon, Wangsulan kita mesthinipun :Inggih: kulo pingin kasil utawi berhasil”
Pembahasan ;
Pasamuan Kagunganipun Gusti,
Lajeng wonten pitakenan, Kados pundi saged sukses utawi kasil? Kados pundhi kita nandur utawi nyebar meniko saged ngunduh menopo ingkang kita tandur utawi kita uwur?
Wonten ing waosan (Purwaningdumadi 26: 1-31), kita badhe sinau kados pundi Romo Ishak saget ngunduh menopo ingkang dipun tandur, malah hasilipun meniko kathah sanget. Mboten namung arupi berkah kandonyan, (ayat 13) nanging malah kabejan, berkah rohani, inggih meniko diketingali deneng Sang Yehuwah (ayat 23), lajeng Romo Ishak ngadekake misbah, sarta memuji asmane Sang Yehuwah (ayat 25).
Pasamuan ingkang kinasih,
Sumonggo kita tingali lan kita sinau kados ingkang dipun lampahi Romo ishak. Wonten gansal (5) perkasis ingkang dadosaken Romo Ishak ngunduh utawi panen anggenipun nandhur.
.
1. Taat (Kej. 26:2-6)
Allah berfirman kepada Ishak agar jangan pergi ke Mesir dan harus tetap tinggal di Gerar sekalipun ada kelaparan. Ishak merespon dengan baik perintah itu dan taat pada perintah Allah. Ketaatan inilah yang merupakan kunci awal suksesnya Ishak. Banyak kali kita ingin sukses namun kita tidak mau taat/melakukan firman Tuhan. Kita banyak kali mau berkat-Nya saja, namun perintah-Nya kita tidak mau lakukan.
2. Bertindak dengan iman (Kej. 26:12-13)
Ishak menabur di tanah Gerar saat ada kekeringan. Menurut hukum alam, di masa kering benih yang ditabur tidak mungkin bertumbuh. Ishak melawan hukum alam, dia terus menabur disertai dengan iman. Hasilnya, luar biasa! Dia mendapat seratus kali lipat sebab Ishak berani menabur. Sebab dia percaya Tuhan pasti menolong. Kadang kita tidak mau atau takut! Berkorban di saat ada kesulitan, atau di saat kita membutuhkannya. Berbeda dengan Ishak, justru dia bertindak dengan iman. Bukankah yang dimaksud dengan “korban” berarti ada luka, meneteskan darah dan kesakitan. Ishak bisa saja berpikir benih yang dia tabur boleh dia simpan untuk dimakan, namun dia tidak pedulikan... Ishak terus bertindak dengan iman. (( Kej. 8:22) Salawase bumi ana, mesthi bakal ora kendhat mangsane nyebar lan panen, mangsa atis lan panas, ketigo lan rendengm rina lan wengi).
Jabur 126: 5; Wong kang padha nyebar wiji karo mbebes mili, bakal ngeneni
kambi giyak-giyak ( Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan
menuai dengan bersorak-sorak)
3. Sabar (Kej. 26:18-22)
Ishak dan para gembalanya menggali sumur yang pernah digali oleh ayahnya Abraham. Beberapa kali dia mengali tapi selalu dirampas/diambil orang. Sumur-sumur itu adalah Esek, yang berati “pertikaian” dan sumur Sitna yang berarti “Perlawanan”. Sebenarnya
Ishak berhak mengambil kembali sumur-sumur itu, sebab dia yang gali, Tetapi dia mengalah saja, dia sabar dan akibat kesabarannya dia mendapat sumur-sumur yang lain yang dinamai “Rehobot” airnya banyak. Kadang kita mau berkat Tuhan harus cepat/secara instan tetapi
tidak mau mengalami proses Tuhan. Kita tidak mau sabar. “Sabar” adalah 'suffering' artinya menderita berkepanjangan.
(Yakobus 5: 7) ” Kang iku para sedulur,padha disabar nganti tumeka rawuhe Gusti! Sajaniote wong tani ikunganti-anti marang pametuning bumine kang adi sarta disrantekate, nganti tekane udan ing mongso rontog lan mongso semi).
4. Bersyukur (Kej. 26:25)
Ketika Ishak ada di Beryeba, Tuhan menampakkan diri padanya dan berfirman kepadanya. Ishak mendirikan “Mezbah” dan memengil nama Tuhan di sana. Dalam kesuksesan Ishak tidak lupa akan Tuhan, dia tahu sukses, kekayaan kehormatan dll itu semuanya dari Tuhan. Kita seringkali lupa sama Tuhan dan tidak bersyukur pada-Nya. Saat kita masih susah, kita selalu memangil nama Tuhan/berdoa pada-Nya, tetapi saat kita sukses, diberkati, kita lupa akan Tuhan. Tidak mau berkorban atau memberi untuk pekerjaan Tuhan, apalagi membawa/mengembalikan apa yang menjadi milik tuhan yaitu perpuluhan.
Penutup
Ishak dapat memberikan teladan bagi kita semua yang rindu meraih keberhasilan. Tuhan tidak pernah pilih kasih. Janji keberhasilan atau sukses diberikan kepada siapa saja asal dalam hidup kita ada ketaatan pada firman, bertindak dengan iman, sabar, tahu bersyukur. Sekarang, lakukanlah apa yang pernah Ishak lakukan. Percaya Tuhan pasti menolong dan memberkati orang yang sungguh-sungguh berharap pada-Nya dan hidup kita pasti lebih bermakna bagi sesama. Amin.
Ishak dapat memberikan teladan bagi kita semua yang rindu meraih keberhasilan. Tuhan tidak pernah pilih kasih. Janji keberhasilan atau sukses diberikan kepada siapa saja asal dalam hidup kita ada ketaatan pada firman, bertindak dengan iman, sabar, tahu bersyukur. Sekarang, lakukanlah apa yang pernah Ishak lakukan. Percaya Tuhan pasti menolong dan memberkati orang yang sungguh-sungguh berharap pada-Nya dan hidup kita pasti lebih bermakna bagi sesama. Amin.
Oleh: Ev. Timotius Sukarman, M.Th
0 comments:
Posting Komentar