Kamis, 17 November 2011

Tindihan

Sleep Paralysis atau lebih dikenal dengan sebutan tindihan terasa sangat nyata dikalangan anak-anak muda atau remaja. Mengapa? Karena gangguan tidur yang satu ini lebih sering menyerang orang-orang yang rata-rata umurnya 14-17 tahun. Sleep Paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Di dunia Barat sendiri, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul.
Tindihan paling sering terjadi pada orang yang kurang tidur, bisa juga dipicu oleh kelelahan, stres, cemas berlebihan, dan terjadi pada orang-orang yang memiliki pola tidur yang tidak teratur. Selain itu, sleep paralysis juga sering terjadi pada individu yang tidur dalam posisi telentang, wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur.
Jika ditarik secara keseluruhan, sleep paralysis lebih diartikan sebagai kelumpuhan saat tidur yang disebabkan oleh saraf-saraf yang belum aktif bekerja sementara manusia tersebut sudah terjaga atau terbangun. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa fenomena ini disebabkan oleh hal yang mistis karena munculnya bayangan-banyangan mistis dan suara-suara yang bersifat gaib.
Lalu, sebenarnya apa yang terjadi ketika kita mengalami Sleep paralysis? Apakah hal tersebut benar-benar besifat mistis atau lebih ke arah medis? Berikut ini kami menyajikan beberapa cerita nyata dari berbagai narasumber tentang fenomena tindihan saat tidur.
Narasumber I:
Kejadian ini sering saya alami sejak zaman SMA, bahkan hingga sekarang (meski frekuensinya sudah sangat berkurang). Saat hendak bangun dari tidur atau baru saja terlelap, saya merasa seperti ditindih sesuatu. Ini membuat saya sulit bangun ataupun berteriak minta tolong. Lalu, ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung
tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali.
Setelah itu, biasanya saya tidak berani tidur. Takut kesadaran saya hilang atau kejadian itu berulang lagi. Apalagi saat kejadian, saya seperti melihat sebuah bayangan di kegelapan. Pernah saya bercerita tentang hal ini pada ibu saya. Beliau mengatakan saya mengalami tindihan. Dan menurut kepercayaan orang tua, yang menindih adalah makhluk halus.

Narasumber II:
Satu hari sebelum saya mengalami tindihan, teman saya mengatakan bahwa saya diikuti oleh sesosok makhluk halus, sontak pada malam harinya saya terus terjaga dan sulit tidur. Malam berikutnya karena begitu lelah saya akhirnya tertidur. Awalnya tidur saya baik-baik saja, tidak bermimpi dan sangat tenang, namun tiba-tiba saya merasa sudah terbangun namun yang saya dapati hanya suasana kamar yang gelap gulita. Ketika saya mencoba untuk menggerakan tangan saya, saya tidak bisa melakukannya. Dan bersamaan dengan itu, jantung saya mulai berdebar-debar dan nafas saya mulai sesak. Saya langsung mencoba untuk berteriak, tapi membuka mulut saja saya tidak bisa. Rasanya benar-benar mengerikan dan jika saya bisa menangis, pasti saya sudah menangis, tapi tubuh saya benar-benar lumpuh.
Beberapa saat kemudian, rasa dingin menjalar ditubuh saya dan saya mendengar suara perempuan tertawa mengerikan. Awalnya terdengar sangat pelan namun lama kelamaan menjadi semakin besar dan terasa sangat dekat. Yang bisa saya lakukan hanya berdoa pada Tuhan sambil terus mencoba menggerakan tubuh saya dan mencari celah untuk bernafas. Rasanya benar-benar mengerikan!
Beberapa menit berlalu dan entah bagaimana, suara itu menghilang dan ujung kaki saya bergerak dan memancing anggota tubuh lainnya untuk aktif bergerak. Begitu tersadar penuh, saya langsung terduduk dan nafas saya tersengal-sengal seperti habis berlari jauh. Benar-benar malam yang panjang untuk saya. Parahnya setelah itu saya lebih sering lagi mengalami tindihan.

Berdasarkan cerita-cerita diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa gejala sleep paralysis atau tindihan, hampir sama di semua kasus. Ada rasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak, sulit berteriak, dan mengalami penglihatan-penglihatan gaib atau sering disebut halusinasi. Beberapa dari cerita diatas bahkan lebih condong kearah mitos-mitos gaib karena sebelum mengalami tindihan, mereka mengalami hal-hal yang mistis terlebih dahulu. Namun, banyak juga yang lebih menjurus kearah medis, dimana mereka mengalami tindihan karena jam tidur yang kurang, kelelahan, depresi atau stress, dll.
Mengetahui fakta-fakta diatas, mari kita membahas lebih dalam sleep paralysis dari dua kacamata yang berbeda. Yaitu dari pandangan bersekala medis dan pandangan berbau mistis.

A.     SLEEP PARALYSIS SECARA MISTIS
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu gejala sleep paralysis adalah munculnya sosok-sosok mistis atau suara-suara gaib yang mengakibatkan banyak orang beranggapan bahwa fenomena tindihan adalah salah satu aktifitas yang dilakukan oleh makhluk halus untuk mengganggu pola tidur manusia.
Di Indonesia sendiri, rata-rata masyarakat Indonesia beranggapan bahwa fenomena tindihan atau sleep paralysis terjadi karena ulah mahluk halus yang menindih tubuh kita. Anggapan itu ada karena orang yang mengalami tindihan sering melihat bayangan-bayangan mistis. Selain itu diperkuat juga dengan mitos-mitos yang diceritakan secara turun temurun.
Berikut ini adalah beberapa mitos-mitos dari berbagai negara yang semakin memperkuat anggapan bahwa sleep paralysis adalah gangguan gaib yang dialami seseorang ketika tidur:
  1. Afro-Amerika à disebut the devil riding your back atau gangguan dari hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
  2. China à disebut gui ya shen atau gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
  3. Meksiko à disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
  4. Kamboja, Laos dan Thailand à disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
  5. Islandia à disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
  6. Tuki à disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
  7. Jepang à disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
  8. Vietnam à disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
  9. Hungaria à disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti ”menekan” sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
  10. Malta à gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
  11. New Guinea à disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.
Ya, hampir setiap negara punya istilah tersendiri untuk menyebut tindihan, dan hampir semua negara di belahan bumi nyaris percaya bahwa tindihan disebabkan oleh ulah makhluk halus. Benarkah itu? Mari kita lihat apa kata ilmu keseharan tetang fenomena yang satu ini.

B.     SLEEP PARALYSIS SECARA MEDIS
Banyak orang yang percaya bahwa sleep paralysis adalah fenomena gaib, namun tak sedikit pula yang yakin bahwa fenomena ini lebih merujuk pada hal-hal berbau medis. Apakah benar bahwa kelumpuhan yang terjadi akibat ”ditindih” oleh ”makhluk halus”? Dan apa sebenarnya yang dilihat oleh seseorang yang mengalami Sleep Paraysis? Benarkah itu adalah sosok ”setan”? Berikut ini penjelasannya:
Dalam kacamata kesehatan, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur kemudian merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh).
Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi. Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, sleep paralysis adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Jadi, itulah penyebab kelumpuhan terjadi pada seseorang yang mengalami Sleep Paralysis, yaitu karena tubuh tidak mengikuti pola tidur yang sesunggunya dan antara fisik dengan kesadaran tidak ”terbangun” secara bersamaan.
Lalu, mengapa ketika seseorang sedang mengalami Sleep Paralysis, orang tersebut melihat sosok-sosok yang mengerikan dan terasa begitu nyata? Gelombang otak mimpi mempunyai frekuensi mirip gelombang otak sadar. Ini menjelaskan kenapa orang bisa merasa berada dalam alam kesadaran lain ketika bermimpi, hal ini juga yang memberikan penjelasan kenapa kita sering merasa sosok-sosok dalam mimpi kita nyata, padahal semuanya hanya halusinasi. Dan hal itu juga dapat menjelaskan munculnya sosok-sosok yang kelihatan nyata ketika seseorang mengalami Sleep Paralysis yang sebenarnya hanya merupakan halusinasi semata. Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi, yang menyebabkan akumulasi suasana seram dan mencekam dalam halusinasi yang dialami oleh manusia tersebut.

C.     DAMPAK SLEEP PARALYSIS BAGI KESEHATAN
Fenomena sleep paralysis memang rata-rata hanya terjadi pada usia remaja, namun tidak menutup kemungkinan orang yang sudah dewasa juga mengalaminya. Meskipun begitu, jumlah Sleep Paralysis yang normal adalah sebanyak 1-3 selama manusia hidup, jika lebih banyak dari pada itu dan bersifat terlalu sering, maka fenomena yang satu ini perlu diberi perhatian lebih.
Jika sleep paralysis terjadi cukup sering, buatlah catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Hal ini akan sangat membantu untuk mengetahui penyebab sleep paralysis yang sedang dialami. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu.
Stress, kelelahan, kurang tidur, dan penyebab sleep paralysis lainnya, hanya memiliki 10% kemungkinan menginfeksi pola tidur manusia. Jadi, bila tindihan diakibatkan oleh hal-hal tersebut berarti sudah cukup parah. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah dibuat akan membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.
 

D.    CARA MENGHINDARI DAN MENGATASI TINDIHAN
Sleep Paralysis dapat dihindari, diantaranya dengan cara:
1.      Cukup tidur, 8-10 jam sehari.
2.      Memiliki pola tidur yang baik.
3.      Menghindari aktifitas yang terlalu berat dan menyita tenaga. Setelah melakukan aktifitas yang berat (mengangkat barang, berolahraga, dll) jangan langsung tertidur.
4.      Hindari stress yang terbawa hingga tidur. Usahakan untuk menenangkan pikiran ketika hendak tidur. Jangan sampai kita tidur dalam keadaan masih banyak pikiran dan kondisi mental yang belum tenang.
5.      Hindari meminum banyak obat-obatan sebelum tidur.
6.      Atur sikap tidur yang baik dan usahakan untuk menggerak-gerakan badan dengan gerakan yang sederhana ketika berbaring sebelum terlelap.
7.      Atur nafas dengan baik sebelum tidur.
8.      Jika belum terlalu mengantuk, usahakan untuk tidak terburu-buru tertidur, melainkan lakukan tahap demi tahap (mengantuk-menguap-pikiran mulai tidak fokus-fisik menjadi lemah/lunglai-mata terasa berat) secara perlahan-lahan hingga akhirnya tertidur.
9.      Jika sudah terlalu mengantuk, usahakan agar tubuh dan pikiran sama-sama telah memiliki kemauan untuk beristirahat. Jangan ketika tubuh sudah terasa sangat berat, pikiran kita masih berpikir tentang banyak hal, dan jangan juga ketika pikiran kita sudah tidak mampu lagi fokus, tubuh kita bergerak kesana-kemari seakan belum mau diam.
10.  Berdoa sebelum tidur sangat membantu kita untuk terhindar dari mimpi ataupun halusinasi tentang hal-hal yang buruk.
Bila kamu sudah terlanjur terjebak dalam gangguan Sleep Paralysis, jangan terlalu khawatir. Ada banyak cara untuk keluar dari jebakan Sleep Paralysis:
1.      Jika kamu merasa sedang mengalami sleep paralysis, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menenangkan dirimu. Berfikiran terlalu khawatir dan merasa sangat tidak tenang, hanya akan mengakibatkan terpecahnya pola Sleep Paralysis yang dapat mengakibatkan jangka waktu Sleep Paralysis akan menjadi lebih lama dari bisanya.
2.      Untuk mengembalikan kesadaran, berfokuslah untuk menggerakkan jempol tangan, kaki, atau menggerakan kepala.
3.      Untuk menghilangkan efek halusinasi, buatlah sebuah pola pikir yang menyadari bahwa semua yang terlihat dan terdengar adalah halusinasi semata.
4.      Setelah sadar, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengatur nafas dan membuka mata serta memandang sekeliling sampai kita yakin betul bahwa sudah tidak mengalami kelumpuhan, setelah itu cobalah menggerakan tubuh secara perlahan.
5.      Jangan kembali tertidur setelah mengalami Sleep Paralysis, usahakan untuk tetap tersadar, karena jika kembali tetidur maka sleep paralysis akan terjadi lagi dan lebih ”dalam”. Jika sleep paralysis terjadi di tengah malam atau masih pada jam tidur, tidur kembali dapat dianjurkan, akan tetapi sebelumnya harus mencuci muka atau mengembalikan stamina dan pola pikir tidur yang baik.
6.      Aktifitas dapat dilakukan setelah melewati 3-5 menit waktu untuk membangun kesadaran.
7.      Ingatlah selalu pada Tuhan ketika melihat sosok-sosok mengerikan yang akan semakin membuat kita susah untuk terbangun dari sleep paralysis.

0 comments:

Posting Komentar