Minggu, 09 Juni 2013

PBL Blok 6: Depresi Sebagai Salah Satu Gangguan Emosi dan Motivasi

Abstrak
Emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan,  misalnya merasa sedih, kesal, jengkel, marah, senang, tegang, dsb. Motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak hingga mencapai tujuan tertentu. Emosi dan motivasi diatur dan dipengaruhi oleh tiga bagian otak, yaitu korteks serebri, sistem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi. Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah – disebabkan karena defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan tempat pembentukan pertama emosi.
Kata kunci: emosi dan motivasi, korteks serebri, sistem limbik, hipotalmus, depresi

Abstract
Emotion is a psychological aspet relating to feeling and feel, such as feeling sad, upset, irritated, angry, happy, tense, and so on. Motivation is the internal condotion that raises us to act to achieve certain goals. Emotion and motivation regulated and influenced by three parts of the brain, they are cerebral cortex, limbic sytem and hypothalamus. In addition, memory alson has a role in the formation of emotion and motivation. Depression is one of the emotional disdorder characterized by sadness, loss of interest or pleasure, feelings of guilt, difficulty concentrating, distrubed sleep, appetite changes and low enery – caused by a defect of neurotransmitters in the linbic system which is the first place the formation of emotions.
Keywords: emotion and motivation, cerebral cortex, limbic sytem, hypothalamus, depression

Pendahuluan
Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan sedih, senang, khawatir, takut, dsb. Perasaan-perasaan tersebut merupakan bentuk dari emosi. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Dengan demikian ada hubungan yang sangat erat antara emosi dan motivasi. Emosi dan motivasi dapat terbentuk karena ada mekanisme khusus dalam otak manusia. Tiga bagian otak manusia yang berperan penting dalam emosi dan motivasi adalah korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki pranan dalam pembentukan emosi dan motivasi.
Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah. Depresi diakibatkan oleh defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan tempat pertama kali terbentuknya emosi. Melalui makalah kali ini, mahasiswa FK Ukrida dituntut untuk dapat mengetahui struktur yang mempengaruhi motivasi dan emosi, mekanisme terbentuknya emosi dan motivasi, serta hubungan memori dengan mitivasi dan emosi.

Pembahasan
1.      Emosi dan Motivasi
Emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan,  misalnya merasa sedih, kesal, jengkel, marah, senang, tegang, dsb.1 Menurut Hillman dan Drever, emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas (dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dsb) dan dari sudut mental. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Dengan demikian, ada hubungan yang erat antara emosi dan motivasi, dimana emosi merupakan sarana untuk mengkomunikasikan motivasi.2
Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Selain itu, motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengaan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan.3

2.      Struktur yang Mempengaruhi Emosi dan Motivasi
Dalam pembentukan emosi dan motivasi, ada tiga struktur yang mempengaruhinya. Ketiga struktur itu adalah korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Bukti menunjukkan bahwa sistem limbik berperan sentral dalam semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah tertentu di dalam sistem limbik manusia menimbulkan berbagai sensasi yang diutarakan sebagai rasa senang, kepuasan, atau kenikmatan di suatu daerah serta keputusasaan, keketakutan, atau kecemasan di bagian lain. Hipotalamus sendiri bertanggung jawab terhadap berbagai respons yang sesuai untuk menyertai keadaan emosional tertentu. 4
Contoh keterkaitan ketiga hal ini dapat dilihat dari contoh berikut ini: hipotalamus yang merupakan pengatur lingkungan internal akan mencetuskan respon untuk meningkatkan pembentukan panas (dengan menggigil), saat tubuh merasakan dingin. Sementara itu, korteks serebrum akan mengambil peran untuk memotivasi diri agar secara sadar memakai baju yang lebih hangat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotalamus – yang merupakan bagian dari sistem limbik, bersama dengan korteks akan mengontrol emosi dan perilaku yang dimotivasi.4 Dibawah ini akan dibahas ketiga struktur tersebut baik secara mikro maupun makro.
2.1  Korteks Serebri
2.1.1        Serebrum, Hemisfer, dan Korteks Serebri
Wilayah terbesar dari otak adalah serebrum. Disinilah terdapat pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik. Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan proses penalaran, ingatan, dan intelejensia berada pada wilayah otak ini. Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yaitu hemisfer kanan dan hemiser kiri. Bagian luar hemisfer serebri terdiri atas subtansia grisea yang disebut sebagai korteks serebri. Sementara itu, dibagia bawahnya adalah nukleus basal yang terdiri atas substansia. Hemisfer kanan dan kiri dibagi oleh suatu lekuk yang disebut dengan fisura longitudinalis serebri. Sementara, korpus kalosum adalah suatu pita serabut lebar yang mengubungkan kedua hemisfer tersebut.5 Secara umum, hemisfer kanan mengontrol sisi tubuh kiri dan hemisfer kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
Secara histologi serebrum terdiri atas enam lapisan yang batasannya tidak jelas. Yaitu: lapisan molekular, lapisan granular luar, lapisan sel-sel piramid, lapisan granular dalam, lapisan piramid atau ganglioner, dan laporan sel-sel multiform atau polimorf. Sementara itu, sel-sel yang terdapat di serebrum ada empat macam, yaitu: sel piramid, sel granuler, sel horizontal, dan sel martinotti. Sel piramid merupakan salah satu neuron golgi tipe I yang memiliki akson panjang.
 Korteks serebri adalah bagian otak yang paling maju dan bertanggung jawab untuk memahami lingkungan dan memulai pikiran dan perilaku yang berorientasi tujuan. Seperti yang telah disebutka sebelumnya, korteks serebri terdiri atas substansia grisea karena lebih banyaknya badan sel saraf dibandingkan dengan akson neuron.6 Korteks serebri ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan demikian akan menambah daerah permukaan korteks serebi sampai tiga kali lipat.7
Korteks serebri dibagi menjadi beberapa daerah, sebagian memiliki fungsi motorik dan sebagiannya lagi mempunyai fungsi sensorik. Daerah motorik terletak persisi di depan sulkus sentralis dan memanjang terus hingga sulkus lateralis. Daerah motorik merupakan awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain tubuh. Sementara itu, korteks sentralis terletak persis dibelakang sulkus senralis.7
2.1.2        Lobus-Lobus Korteks8
Pada masing-masing hemisfer serebral, tedapat celah yang membagi korteks ke dalam empat daerah atau lobus yang berbeda. Lobus-lobus tersebut adalah lobus oksipital, lobus parietal, lobus frontal, dan lobus temporal. Lobus oksipital terletak di bagian belakang bawah ootak. Bagian ini antara lain mengandung korteks visual (akan dibahas dibawah), tempat dimana sinyal-sinyal visual diproses.
Lobus yang kedua adalah lobus parietal, terletak di bagian paling atas otak. Lobus pariental mengandung korteks somatosensorik (akan dibahas dibawah), yang berfungsi menerima informasi mengenai tekanan, sakit, sentuhan, dan temperatur. Lobus berikutnya adalah lobus temporal yang terletak di bagian tepi otak, diatas telinga, dan dibelakang pelipis. Lobus ini mengandung korteks auditori, dan dibagian kiri dari lobus temporal disebut area Wernicke.
Lobus terkahir adalah lobus frontal. Sesuai dengan namanya, lobus ini terletak di bagian depan otak, di bawah tulang tengkorak pada area kening. Pada lobus ini terdapat korteks motorik yang memberi perintah kepada otot tubuh untuk menghasilkan gerakan volunter. Pada sisi kiri lobus frontal terdapat area yang disebut dengan area Broca. Area Broca berperan dalam kemampuan berbicara. Lobus frontal berperan dalam ingatan jangka pendek dan emosi serta kemampuan intelektual.

2.1.3        Area Fungsional Korteks Cerebri 9
Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi yang spesifik. Area fungsional korteks serebri meliputi area motorik, area sensorik, dan area asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi tingkat tinggi.
Area motorik terdiri dari korteks motorik primer, korteks pramotorik atau korteks premotorik, dan area broca. Korteks motorik primer terdapat dalam girus presentralis (area brodmann 4). Neuron piramidalis pada korteks motorik  primer mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Korteks pramotorik atau korteks premotorik terletak tepat di sisi anterior girus presental. Neuron ekstrapiramidal mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang, seperti mengetik (area brodmann 6). Terakhir adalah area broca yang terletak di sisi anterior korteks premotorik pada tepi bawahnya (area brodmann 44 dan 45). Area ini mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya kiri) dan dihubungkan dengan kemampuan bicara.
Area sensorik terdiri dari korteks sensorik primer (korteks somatosensorik primer), area visual primer, area auditori primer, area olfaktori primer, dan area pengecap primer (gustatori). Korteks sensorik primer (korteks somatosensorik primer) terletak dalam girus postsentral (area brodmann 1-3). Disini, neuron menerima informasi sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan dan proprioresepsi dari tubuh.
Area visual primer terletak pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19) tepatnya pada gyrus lingualis, yang memiliki fungsi untuk menrima informasi dari retina mata. Area auditori primer terletak pada tepi superior lobus temporal (area brodmann 41 dan 42), untuk menerima impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran.
Area olfaktori primer terletak pada daerah yang disebut lobus piriformis, dan memiliki fungsi untuk mengenali adanya rangsang bau. Nervus olfactorius menyalurkan rangsangan ke korteks olfaktorik untuk kemudian dihubungkan ke sistem limbik untuk menjelaskan kenapa bau-baunya bisa menimbulkan emosi. Terkahir adalah area pengecap primer atau biasa disebut korteks gustatorik. Area ini terletak dalam lobus parinetal dekat bagian inferior girus postsentral (area brodmann 43), yang terlibat dalam prespsi rasa.
Area fungsional yang terakhir adalah area asosiasi yang telah dipetakan dalam sistem yang disebut klasifikasi Brodmann atau area Brodmann, yang akan lebih dijelaskan pada pembahasan setelah ini. Namun sebelumnya, kita dapat melihat letak dari area-area fungsional diatas pada gambar dibawah ini.




Area
Nama
Fungsi
1,2,3
Korteks parietalis area somestetik primer (somatosensorik)
Sensasi umum: nyeri, suhu, raba, tekan dan proprioseptor
4
Korteks frontalis merupakan area motorik primer
Gerakan-gerakan volunter
5,7
Asosiasi somestetik
Menerima dan mengintegrasi berbagai modalitas sensorik: kualitas, bentuk, tekstur, berat dan suhu.
6
Korteks pramotorik
Gerakan terlatih: menulis, mengemudi, atau mengetik
8
Lapang pandang frontal
Mendeteksi gerakan volunter dan divisiasi konjugat dari mata dan kepala
9,12
Korteks prafrontalis
Kegiatan intelektual kompleks, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna
17
Korteks penglihatan primer
Membuat informasi penglihatan menjadi berarti. Refleks gerakan mata ketika memandang atau mengikuti sesuatu
18,19
Korteks visual primer dan asosiasi visual
Area penerimaan visual
22
Korteks pendengaran primer
Penerima suara dan daerah penerimaan pendengaran
39
Pusat persepsi visio-lesik
Pengenalan dna pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis atau isyarat visual
41,42
Area Wenicke
Pusat presepsi auditoro-lesik, yaitu pengertian dan pengenalan bahasa lisan (verbal). Daerah interprestasi pendengaran
44,45
Area Broca
Pelaksanaan motorik berbicara
Amigdala berasal dari kata lain kuno yang berarti “almond”. Amigdala adalah sekelompok sel saraf di otak yang sangat berkuasa atas persepsi dan tindakan. Amigdala merasakan potensi stres dan stres yang sebenarnya dan meresponnya dengan memerintahkan pelepasan transmiter saraf, yang menyebabkan muncul perasaan ragu, takut, dan cemas. Amigdala bertanggung jawab atas pengevaluasian informasi-informasi sensorik, menentukan secara tepat arti pentingnya sesuatu secara emosional, dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan awal untuk mendekati atau menjauhi sesuatu.8
Jaringan saraf terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Neuron adalah unit utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setiap neuron memiliki fungsi untuk menerima rangsangan yang datang dan mengirimkan rangsangan ke sraf lain maupun ke otot. Neuron terdiri dari dendrit, badan sel, dan akson. Dendrit adalah bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf lain atau bekerja sebagai reseptor. Badan sel memiliki fungsi untuk menyampaikan sinyal rangsangan ke akson. Sementara itu, akson adalah perluasan memanjang tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel.6



2.1.4        Area Brodmann
Pada tahun 1909, Korbinian Brodmann – seorang ahli neurologis Jerman, membagi korteks serebri menjadi 47 area. Dengan demikian, saat ini kita telah dapat mengetahui beberapa daerah tertentu dari korteks serebri yang memiliki fungsi spesifik.5 Pembagian area atau daerah dapat dilihat melalui gambar di bawah ini. Sementara itu, untuk fungsi dari masing-masing area dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 1. Fungsi Area Brodmann5




2.2  Sistem Limbik
Istilah limbik (limbus) berarti “batas” atau “tepi”. Lokasi dari sistem limbik adalah di bagian medial hemisperium serebri dan dalam diencephalon. Struktur sistem limbik terdiri dari subkorteks dan juga korteks. Struktur kortikal utama adalah girus singuli (kingulata) dan girus parahipokampus dan hipokampus. Sementara itu bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus olfaktorius, dan septum. Dalam beberapa buku, hipotalamus dan bagian-bagian talamus disertakan dalam sistem limbik karena memiliki hubungan fungsional yang erat.5
Hipokampus merupakan area penting yang secara tradisional diklasifikasikan sebagai “limbik”. Struktur ini membandingkan informasi sensorik dengan apa yang telah otk ekspetasikan mengenai lingkungannya. Hipokampus juga disebut sebagai “pintu gerbang menuju ingatan”. Hipokampus memungkinkan kita membentuk ingatan-ingatan baru mengenai fakta-fakta dan kejadian-kejadian – jenis informasi yang kita perlukan untuk mengenali sekuntum bunga, menyampaikan sebuah cerita, dsb.8

Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan: (1) suatu pendirian atau respons emsional yang mengarahkan pada tingkah laku individu, (2) suatu respon sadar terhadap lingkungan, (3) memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan memfungsikan batang otak secara otomatis untuk merespon keadaan, (4) memfasilitasi penyimpanan suatu memori dan menggali kembali simpanan memori yang diperlukan, dan (5) merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual.5
Sistem limbik memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkat integrasi termasuk neokorteks, hipotalamus, dan RAS (reticular activating system) dari batang otak. Gangguan presepsi, terutama dalam mengingat kembali, krisis emosional dan gangguan hubungan dengan orang lain dan dengan objek, diperkirakan berhubungan dengan struktur limbik.5

2.3  Hipotalamus
Struktur diensefalon terletak dalam di antara hemisfer serebri. Diensefalon mencangkup talamus, hipotalamus, dan ganglia basalis.6 Pada pembahasan kali ini, kita akan lebih membahas hal yang terkait dengan hipotalamus. Hipotalamus adalah kumpulan nukleus spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah thalamus. Daerah ini merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi homeostatik (kestabilan lingkungan internal) dan berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf otonom dan sistem endokrin.4
Struktur hipotalamus pada bagian anterior adalah subtansi abu-abu (substansi grisea) yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik. Bagian tengah hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis.9


Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas sistem saraf ototnom yang melakukan fungsi vegetatif, seperti pengaruh frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, rasa haus, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. Selain itu, hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.9

3.      Saraf


Sinaps adalah titik kontak antara neuron satu dengan neuron lainnya. Sinaps ada yang sinaps kimiawi dan sinaps listrik. Dalam satu sinaps terdisi atas unsur presinaptik (prasinaps) dan unsur postsinaps (pascasinaps). Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmiter (zat kimia) dilepas dari terminal akson presinaptik (parasinaps), mengalir menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada resptor membran postsinaps (pascasinaps). Fungsi dari neurotransmiter adalah sebagai “pengantar pesan”.9

Melalui efek yang ditimbulkan pada jaringan saraf tertentu, neurotransmiter dapat mempengaruhi suasana hati, ingatan, dan kesejahteran. Ada ratusan zat yang dikenal atau diduga sebagai neurotransmiter dan jumlah ini terus bertambah. Dari sekian banyak neurotransmiter, ada beberapa yang dapat mempengaruhi emosi dan motivasi, diantaranya adalah serotonergik, norepinefrinergik, epinefrin, histaminergik, dopaminergik, asetikolin, dan peptida opioid.8
Serotonergik diproyeksikan ke hipotalamus dan sistem limbik. Serotonin sendiri memiliki fungsi eksitasi sekresi prolaktin, menghambat transmisi jaras nyeri di akar belakang, mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan tidur, nafsu makan, persepsi sensoris, pengaturan suhu, dan suasana hati. Norepinefrinergik mempengaruhi neuron yang dapat mempercapat detak jantung dan menurunkan aktivitas usus ketika berada dalam kondisi stres, serta neuron-neuron yang terlibat daam aktivitas belajar, ingatan, mimpi, terjaga, dan emosi.8
Epinefrin diproyeksikan ke hipotalamus, talamus, periaquaeduktus, dan medula spinalis. Histaminergik diduga ada hubungan dengan regulasi sekresi hormon hipofisis (keadaan jaga, tekanan darah, minum, ambang nyeri, perilaku seksual). Doraminergik banyak terdapat di midbrain. Asetikolon mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan aksi otot, fungsi kognitif, ingatan dan emosi. Peptida opioid diduga memiliki fungsi untuk menahan rasa nyeri.




4.      Memori
Ingatan atau memori adalah penyimpanan informasi sepanjang waktu. Ingatan adalah pusat bagi kehidupan mental dan pemrosesan informasi. Dua sistem penting dalam ingatan ialah ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Struktur otak yang berperan dalam memori adalah hipokampus dan amigdala, selain itu hipotalamus juga berperan dalam hal ini.10
 Ingatan jangka pendek (short-term memory) adalah sistem ingatan berkapasitas terbatas, tempat informsi disimpan selama 30 detik, kecuali bila informasi tersebut diulang lagi, sehingga dapat disimpan lebih lama. Informasi mungkin masuk ingatan jangka pendek dari sensory registers (pusat penampungan kesan-kesan sensoris – korteks sensoris) atau di ingatan jangka panjang (long term memory). Sering kedua hal itu terjadi bersamaan.10
Ingatan jangka panjang (longterm memory) adalah sistem ingatan yang relatif menetap, tempat menyimpan sejumlah besar informasi untuk jangka waktu lama. Ingatan jangka panjang diperkirakan mempunyai daya tampung yang tidak terbatas, baik dari segi jumlah informasi yang dapat disimpan maupun lama waktu informasi tersebut akan disimpan. Kita mungkin pernah lupa suatu informasi, tapi sebaliknya kita kehilangan kemampuan untuk menemukan informasi tersebut.11

5.      Hubungan Memori dengan Motivasi dan Emosi11
Untuk lebih mudah memahami mengenai hubungan memori dengan motivasi dan emosi, kita bisa melihat contoh kejadian dibawah ini. Ketika kita melihat seekor burung merpati (dalam hal ini kita belum menyadari bahwa itu adalah burung merpati), sensory register – korteks sensoris kita mentransfer informasi tersebut ke dalam ingatan jangka pendek. Kemudian secara tidak sadar kita mungkin mencari ke dalam ingatan jangka panjang tentang burung tersebut dan dilanjutkan dengan proses identifikasi. Dari proses identifikasi ini, kita mengetahui bahwa binatang tersebut adalah burung merpati.
Bersamaan dengan pengenalan objek sebagai burung merpati, akan datang informasi lain yang lebih banyak tentang burung merpati. Informasi-informasi tersebut bisa meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman, visual, hingga perasaan atau emosi yang berkaitan dengan burun merpati. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa setelah melalui beberapa tahap, ingatan atau memori kita berhubungan dengan emosi – baik emosi sedih, senang, dsb.




6.      Mekanisme Terbentuknya Emosi dan Motivasi
Stimulus yang diterima akan dikirimkan ke dalam daerah asosiasi dari korteks serebri tertentu melalui sinaps-sinaps saraf aferen (saraf sensorik). Setelah sampai di korteks serebri, stimulus yang diterima akan diteruskan ke sistem limbik. Disistem limbik, informasi dari stimulus akan diproses melalui memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Pada sistem limbik ini juga, emosi pertama kali terbentuk. Setelah itu, untuk bisa “mengekspresikan” emosi yang tercipta, dibutuhkan peran hipotalamus.
Hipotalamus akan mengeluarkan respon yang sesuai dengan informasi dan emosi yang ada. Respon-respon yang diciptakan oleh hipotalamus terdiri dari respon somatik (respon yang berhubungan dengan tubuh), respon otonom (respon yang berhubungan dengan organ viseral), respon endokrin, dan respon imun.
Untuk lebih memahami mekanisme ini, kita akan melihat contoh berikut ini: seorang perempuan melihat orang yang dia sukai – dengan demikian ia menerima impuls visual yang kemudian akan dikirimkan ke korteks serebri terutama ke area visual primer yang terletak pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19 - gyrus lingualis). Dari sana informasi akan diteruskan ke sistem limbik. Di sistem limbik, terjadi proses mengingat yang diawali dengan ingatan jangka pendek yang dihubungkan dengan ingatan jangka panjang. Dari ingatan atau memori tersebut, informasi tentang orang yang dia sukai akan bertambah.
Selanjutnya, akan mulai muncul emosi yang menyertai informasi tersebut. Emosi yang muncul adalah perasaan senang yang kemudian dikirimkan ke hipotalamus. Hipotalamus akan “mengekspresikan” rasa senang tersebut lewat beberapa respon. Misalnya saja dari respon somatik, tubuh perempuan tersebut akan berjalan mendekati orang yang dia sukai. Respon secara otonom, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga wajah memerah, dan respon-respon lain yang menyertai.
7.      Depresi
Depresi adalah salah satu jenis gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan tanggung jawab sehari-hari. Pada kasus yang parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri.
Lebih lengkapnya, depresi memiliki ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan yang patologis. Sementara ciri-ciri somatik misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, dsb. Berdasarkan hal-hal tersebut, kita dapat melihat bahwa orang yang menderita depresi aktifitas fisiknya dapat menurun (berpikir lambat, semangat dan minat hilang, dsb).12

8.      Pembahasan Kasus
Pada PBL kali ini kami mendapat kasus mengenai seorang ibu yang datang membawa anaknya perempuan berusia 17 tahun. Ibunya mengeluh anaknya sudah hampir sebulan terakhir sering melamun. Ibunya juga mengakui bahwa anaknya baru diputus hubungan oleh pacarnya. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menyampaikan bahwa anak tersebut sehat fisiknya namun menderita depresi.
Berdasarkan apa yang telah kita bahas diatas, depresi merupakan salah satu jenis gangguan emosi yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang. Depresi sendiri berkaitan dengan defek (kekurangan) neurotransmiter di sistem limbik. Seperti yang kita tahu, sistem limbik merupakan tempat pertama terjadinya emosi, sehingga apabila terjadi defek neurotransmiter disana, maka akan terjadi gangguan pada emosi seseorang.
Diatas telah disebutkan neurotransmiter apa saja yang berpengaruh pada emosi seseorang. Misalnya saja serotonergik yang memiliki fungsi mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan suasana hati, norepinefrinergik dan asetikolin mempengaruhi neuron yang terlibat dalam aktivitas ingatan – emosi.8 Apabila terjadi defek neurotransmiter-neurotransmiter tersebut maka fungsi-fungsi yang mereka miliki pun tidak dapat muncul.
Semua obat antidepresan efektif meningkatkan ketersediaan berbagai neurotransmiter. Salah satu contohnya adalah obat prozac yang dapat menghambat penyerapan kembali serotonin yang telah dilepaskan, sehingga aktivitas serotonin di sinaps memanjang. Serotonin dan norepinefrin sendiri adalah pembawa pesan sinaps di daerah limbik otak yang terlibat dalam kesenangan dan motivasi.4

Kesimpulan
Hipotesis pada kasus kali ini adalah: “depresi dipengaruhi oleh emosi dan motivasi”. Berdasarkan materi diatas, kita dapat melihat bahwa depresi berkaitan erat dengan motivasi dan emosi. Orang yang mengalami depresi berarti mengalami gangguan emosi yang disebabkan oleh defek  neurotransmiter di sistem limbik. Dengan demikian, hipotesis yang telah disusun dapat dibenarkan.

Daftar Pustaka
1.      Gunarsa SD. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia; 2008.
2.      Hude MD. Emosi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.
3.      Efendi F, Nursalam. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba; 2008.
4.      Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
5.      Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008.
6.      Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
7.      Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005
8.      Wade C, Tavris C. Psikologi. Ed 9. Jakarta: Erlangga.
9.      Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
10.  Santrock JW. Adolecence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga; 2003.
11.  Djiwandon SEW. Psikologi Pendidikan (Rev-2). Jakarta: Grasindo.
12.  Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

DAPATKAN UANG 
DENGAN KERJA ONLINE
Kunjungi: Money4visits

Thx for your visits :)

2 komentar:

  1. Informasi yang sangat bermanfaat tentang demensia. keep posting artikel yang bermanfaat yah. semoga kuliahnya lancar dan lulus

    BalasHapus